redaksi@darilaut.id
Selasa, 20 April 2021
26 °c
Jakarta
27 ° Sab
27 ° Ming
27 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Indonesia Dikepung 3 Lempeng dan Jalur Gunung Api Paling Aktif di Dunia

24 Oktober 2020
Kategori : Berita
Jembatan kuning di Kota Palu, Sulawesi Tengan, ambruk setelah gempa Magnitudo 7,4 disusul tsunami, Jumat 28 September 2018. FOTO: DARILAUT.ID

Jembatan kuning di Kota Palu, Sulawesi Tengan, ambruk setelah gempa Magnitudo 7,4 disusul tsunami, Jumat 28 September 2018. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Posisi Indonesia dikepung 3 lempeng tektonik, yaitu Indo-Australian, Eurasia dan Lempeng Pasifik.

Indonesia juga berada di Pasific Ring of Fire atau jalur rangkaian gunung api paling aktif di dunia yang membentang sepanjang lempeng pasifik. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang rawan bencana.

Dengan kondisi tersebut, menurut Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti, LIPI berkomitmen kuat untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko bencana melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui disiplin ilmu eksakta maupun sosial.

Saat acara virtual Talk to Scientist Kajian Multidisiplin Peningkatan Pengurangan Risiko Bencana, Kamis (22/10), Nuke mengatakan, dalam perspektif ilmu sosial, penanganan bencana tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan masyarakat.

Nuke membawakan topik “Betapa ilmu pengetahuan harus menjadi dasar pembuatan kebijakan.”

“Pengetahuan masyarakat lokal dapat menjadi modal penting dalam penguranagan risiko bencana dan pemulihan pasca bencana. Namun, pengetahuan masyarakat ini belum terintegrasi secara komprehensif,” ujar Nuke seperti dikutip dari Lipi.go.id.

Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Ocky Karna Radjasa mengatakan, penanganan dan pengurangan risiko bencana erat kaitannya dengan bagaimana meningkatkan kapasitas.

“Tidak hanya sumber daya manusia, tetapi juga sarana prasarana, hingga manajemen terkait integrasi dan kolaborasi dibutuhkan dalam pengurangan risiko bencana,” katanya.

Menurut Ocky, LIPI telah berinisiasi dan kebencanaan adalah salah satu dari topik Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 kategori Multidisiplin dan Lintas Sektor.

Dalam upaya mitigasi termasuk pengurangan risiko bencana, Indonesia dihadapkan pada tantangan yang kompleks terkait karakteristik geologis wilayah dan masyarakat Indonesia yang heterogen. Oleh karena itu, penanganan bencana di Indonesia pun membutuhkan keterlibatan multidisiplin.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Herry Jogaswara, multidisiplin dalam pengurangan risiko bencana adalah sebuah keharusan karena kompleksitas bencana tersebut.

“Kita juga harus serius melihat pembangunan sumber daya manusia yang sensitif pada kerentanan bencana,” ujarnya.

Hal ini pula yang mengakari terbentuknya Tim Studi Sosial Covid-19 oleh pusat-pusat penelitian sosial di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI.

Terkait kondisi saat ini, Indonesia tengah dihadapkan pada bencana pandemi, Talk to Scientists menghadirkan Kepala Pusat Bioteknologi LIPI sekaligus Ketua Gugus Tugas Riset Covid-19 LIPI, Puspita Lisdiyanti.

Menurut Puspita, LIPI berperan aktif, mulai dari menyelenggarakan pelatihan relawan penanganan Covid-19. Kemudian, membuat dan mendistribusikan hand sanitizer, memfasilitasi deteksi Covid-19 di Laboratorium Bio-Safety Level 3.

Selain itu, mengembangkan suplemen peningkat daya tahan tubuh melalui bahan herbal Indonesia, serta mengembangkan teknologi-teknologi alat kesehatan.

LIPI juga berkolaborasi dengan disiplin ilmu sosial, Gugus Tugas Riset COVID-19 untuk melakukan Kajian Cepat Studi Sosial Covid-19.

Tags: GempaGunung ApiLIPIMitigasi Bencanatsunami
Bagikan4TweetBagikanKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Nelayan Inengo-Bone Bolango saat menyelamatkan paus orca yang masuk dalam jaring kapal perikanan di perairan Taludaa-Gorontalo, pada 20 November 2016. FOTO: NUNUN HARUN
Berita

Paus Orca Kembali Terlihat di Perairan Gorontalo

20 April 2021
Ilustrasi sampah plastik di pinggir pantai. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Mahasiswa Undip Kreasi Keran Air dari Sampah Plastik

19 April 2021
AMSI
Berita

HUT ke-4, AMSI Konsisten Mewujudkan Ekosistem Digital yang Sehat

19 April 2021
Next Post
FOTO: DARILAUT.ID

Ilmu Geomitologi Dalam Konteks Kebencanaan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memberikan sambutan dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) AMSI Jawa Timur (Jatim) ke-2 tahun 2020 di Kota Batu, Malang, Sabtu (24/10). FOTO: AMSI JATIM

Buka Konferensi Wilayah, Gubernur Khofifah: AMSI Industri Masa Depan

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Selasa, April 20, 2021
Mostly Cloudy
23 ° c
72%
11mh
-%
27 c 18 c
Rab
26 c 17 c
Kam
27 c 17 c
Jum
25 c 16 c
Sab

TERBARU

Paus Orca Kembali Terlihat di Perairan Gorontalo

Mahasiswa Undip Kreasi Keran Air dari Sampah Plastik

HUT ke-4, AMSI Konsisten Mewujudkan Ekosistem Digital yang Sehat

Dampak Siklon Tropis Surigae

Kapal Ikan Terbakar di Laut Jawa, 16 ABK Selamat

Balai TN Taka Bonerate Inventarisasi 15 Jenis Burung Laut

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

REKOMENDASI

10 Paus Sperma Terdampar di East Yorkshire, Inggris

Kapal dari Bitung Pertama Sandar di Pelabuhan Pantoloan Palu

Barunastra ITS Tampilkan Roboboat Pemenang Kompetisi Internasional

World Cleanup Day 2019 dalam Pemberitaan Media Internasional

Indonesia Dikepung 3 Lempeng dan Jalur Gunung Api Paling Aktif di Dunia

KRI Rigel Temukan Sinyal yang Diduga Kuat Dari Kotak Hitam

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    9 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 0
  • Ingin Tahu Sebaran Ikan Tuna dan Cakalang di Indonesia, Ini Lokasinya

    44 bagikan
    Bagikan 44 Tweet 0
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    16 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 0
  • Rantai Pasok Perikanan dan Tantangan yang Dihadapi Nelayan di Indonesia

    2 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 0
  • Ternyata Ada Lembaga Pengelola WPP

    3 bagikan
    Bagikan 3 Tweet 0
  • Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    8 bagikan
    Bagikan 8 Tweet 0
  • Terumbu Karang Indonesia Kategori Buruk 33,82 Persen

    1 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Go to mobile version