redaksi@darilaut.id
Senin, 15 Agustus 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Indonesia Perlu Teknologi Deteksi Dini Tsunami

Indonesia Perlu Teknologi Deteksi Dini Tsunami

redaksi redaksi
27 Desember 2018
Kategori : Berita
Deteksi tsunami

FOTO: BPPT

Jakarta – Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan, BPPT siap untuk membangun fasilitas teknologi deteksi dini tsunami seperti BUOY ataupun Kabel Bawah Laut.

“Ini penting berkaca pada 14 tahun tsunami di Aceh tahun 2004 lalu, hingga bencana di Lombok, Palu, bahkan di Anyer tahun 2018 ,” kata Hammam.

Menurut Hammam, kejadian ini patut menyadarkan betapa pentingnya Indonesia untuk segera membangun BUOY atau kabel bawah laut atau Cable Based Tsunameter.

Terpaan berkali-kali musibah tsunami, membuat para perekayasa BPPT mencari solusi teknologi terbaik sebagai peringatan dini tsunami. Indonesia sempat menggunakan teknologi BUOY sebagai alat pendeteksi dini bencana tsunami.

Saat itu, BPPT dilibatkan bersama instansi pemerintah lainnya, dalam melakukan deployment BUOY ke Samudera Indonesia untuk dipasang di beberapa titik. “Tapi ya, saat ini BUOY di Indonesia sudah tidak ada karena perilaku vandalisme yang dilakukan oknum,” ujarnya.

Hammam mengatakan, BPPT siap membangun BUOY pendeteksi tsunami. Saat ini BPPT pun siap jika ditunjuk untuk membuatnya lagi.

Keberadaan BUOY penting guna mengirimkan sinyal terkini ketika ada gelombang tinggi di tengah laut yang diduga berpotensi menjadi tsunami muncul. BUOY terus menerus mengirimkan sinyal ke pusat monitoring secara real time, jika ada gelombang yang melewatinya.

Semakin tinggi dan kencang gelombang, maka sinyal yang dikirim frekuensi-nya akan semakin rapat dan bisa berkali-kali dalam hitungan detik.

Hal ini yang dapat menjadi dasar untuk mewaspadai, serta mendukung kesiapsiagaan bencana. Adanya langkah mitigasi imbuhnya, sangat penting bagi masyarakat atau penduduk yang bermukim di wilayah yang rentan terhadap terpaan bencana.

Masyarakat di wilayah berpotensi bencana, khususnya tsunami harus memiliki waktu evakuasi yang cukup. Untuk itu, dibutuhkan teknologi yang mampu mendeteksi dini atau early warning system, baik untuk tsunami maupun bencana lainnya.

Deteksi Tsunami Bawah Laut

BPPT menawarkan teknologi lain yang memungkinkan untuk melengkapi keberadaan BUOY. Teknologi tersebut adalah Cable Based Tsunameter atau CBT.

Teknologi CBT sudah digunakan di Jepang dan mampu mendeteksi tsunami dengan baik. Namun perlu ditekankan bahwa kedua peralatan itu, CBT dan BUOY, saling melengkapi, baik fungsi dan kegunaannya.

“Sifat keduanya adalah saling melengkapi, sehingga hasil deteksi dini yang menjadi parameternya, menjadi semakin presisi dan akurat,” katanya.

Sistem CBT dapat menjadi program nasional, seiring dengan adanya sistem komunikasi kabel laut broadband network Palapa Ring, yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Jadi CBT ini merupakan kabel bawah laut yang dilengkapi sensor untuk mengukur perubahan tekanan dalam laut yang ekstrem, yang mengindikasikan tsunami. Sensor akan mengirimkan data melalui satelit kepada pusat penerima data.

Biaya dan Waktu

Hammam mengatakan, proses pembuatan fasilitas CBT menghabiskan biaya yang lebih mahal dari pembuatan BUOY. Pembuatan BUOY menghabiskan miliaran rupiah dan CBT mencapai triliunan.

Dari aspek perawatannya CBT lebih murah, BUOY akan lebih mahal. Dari waktu pembangunan, BUOY lebih cepat bisa hitungan bulan, CBT akan lebih lama, bisa tahunan. Ini hitung-hitungan kalau membuat peralatan baru.

Kendala pembangunan CBT, belum seluruh wilayah Indonesia memiliki jaringan kabel bawah laut Palapa Ring. Untuk itu, pembangunan BUOY juga tetap dilakukan untuk di beberapa titik.

CBT tidak bisa meng-cover semuanya, karena Palapa Ring belum ada di seluruh wilayah di Indonesia. Jadi , mau tidak mau pembangunan BUOY tetap harus dilakukan. “Tinggal kita lengkapi dengan GPS dan dapat diawasi titik deployment-nya oleh TNI maupun Polri di perairan lepas,” katanya.*

Tags: BPPTtsunami
Bagikan3Tweet1KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Ikan-ikan mati mengambang di Sungai Oder, Eropa Tengah, Sabtu 13 Agustus 2022. Menteri Lingkungan Polandia mengatakan tes laboratorium setelah kematian massal ikan mendeteksi tingkat salinitas yang tinggi tetapi tidak ada merkuri di dalamnya. FOTO: PATRICK PLEUL/AP
Berita

Misteri Berton-ton Ikan Mati Mengambang di Sungai Oder, Eropa Tengah

15 Agustus 2022
Gumpalan besar debu dari Gurun Sahara di Afrika berputar di atas Samudra Atlantik hingga Amerika Setikat. Gambar ini diambil oleh Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) satelit Aqua NASA, pada 26 Juli 2022. FOTO: NASA Earth Observatory oleh Lauren Dauphin, menggunakan data MODIS dari NASA EOSDIS LANCE dan GIBS/Worldview
Berita

Pusaran Debu Sahara Afrika Menyebar di Samudra Atlantik Hingga Amerika Serikat

15 Agustus 2022
Hujan deras menguyur Stasiun JR Shizuoka di Jepang tengah pada Sabtu 13 Agustus 2022. FOTO: KYODO
Berita

Badai Tropis Meari Telah Melewati Daratan Jepang

14 Agustus 2022
Next Post
Tsunami Selat Sunda

Pascatsunami, Aktivitas Gunung Anak Krakatau Masih Tinggi

Gunung Anak Krakatau

Pengamatan Aktivitas Gunung Anak Krakatau

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Senin, Agustus 15, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Misteri Berton-ton Ikan Mati Mengambang di Sungai Oder, Eropa Tengah

Pusaran Debu Sahara Afrika Menyebar di Samudra Atlantik Hingga Amerika Serikat

Pemerintah Kota Gorontalo Kick Off Vaksinasi Covid-19 Booster ke-2

Badai Tropis Meari Telah Melewati Daratan Jepang

Badai Tropis Meari Mendarat di Jepang, Ribuan Orang Dievakuasi dan Penerbangan Dibatalkan

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

REKOMENDASI

Balai TN Bunaken Lepas Penyu Hijau yang Masuk Perangkap Ikan

Manajemen Hiu Paus di Beberapa Negara

Ikan Melimpah, Tak ada Unit Pengolahan di Lembata

Nelayan Sumbawa Deklarasi Stop Destructive Fishing

Tinggi Intensitas Pengeboman Ikan di Raja Ampat

Hindari Pemalsuan Sertifikat Pelaut Kemenhub Perkuat Sistem Layanan Online

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    664 bagikan
    Bagikan 275 Tweet 162
  • Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    276 bagikan
    Bagikan 115 Tweet 67
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    370 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 90
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    121 bagikan
    Bagikan 49 Tweet 30
  • Banjir Melanda Kabupaten Bogor, Cilacap, Pohuwato dan Katingan

    3 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 1
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    187 bagikan
    Bagikan 79 Tweet 45
  • Ada 49 Spesies Lumba-lumba, di Indonesia 16 Jenis

    22 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 6
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk