Darilaut – Insiden di sekitar Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan atau Laut Filipina Barat kembali terjadi antara kapal Cina dan kapal Penjaga Pantai Filipina (PCG).
Kapal Cina Coast Guard (CCG) telah mengusik kapal Penjaga Pantai Filipina dengan cara menghalangi saat berada di sekitar Kepulauan Spratly.
Kedua negara memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih di wilayah tersebut.
Cuplikan dan foto yang konon diambil di tempat kejadian menunjukkan kapal penjaga pantai Cina yang besar berlayar di samping kapal patroli Filipina.
Gambar ini juga menunjukkan sebuah kapal Cina melintas di depan sebuah kapal Filipina, tampaknya berusaha menghalangi jalannya.
Kantor berita Filipina, Pna.gov.ph, melaporkan, Penjaga Pantai Filipina pada hari Rabu (5/7) menyatakan keprihatinan atas “tindakan agresif” terhadap kapal Penjaga Pantai China dalam misi dukungan ke Dangkalan Ayungin di Laut Filipina Barat atau West Philippine Sea (WPS), pekan lalu.
Juru bicara PCG, Commodore CG Jay Tarriela, mengatakan, dua kapal PCG, MRRV-4402 dan MRRV-4403, memberikan dukungan dalam operasi angkatan laut Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) (Wescom) pada 30 Juni.
“PCG bertugas mengawal kapal yang mereka gunakan untuk memastikan keselamatannya,” kata Tarriela.
Namun, Tarriela mengatakan kapal CCG melakukan “upaya tambahan” dalam mencegah PCG mencapai Dangkalan Ayungin.
“Ini terbukti dari tindakan agresif mereka segera setelah kapal PCG mendekat dalam jarak 12 mil laut (NM) dari beting,” katanya.
Tarriela mengatakan kapal CCG menunjukkan “pengabaian terang-terangan” untuk ‘Konvensi Peraturan Internasional untuk Mencegah Tabrakan di Laut’ (COLREGs) dalam upaya mereka untuk menghalangi jalur kapal PCG.
“Selama operasi, PCG terus-menerus diikuti, diganggu, dan dihalangi oleh kapal Penjaga Pantai Tiongkok yang jauh lebih besar pada jarak sekitar 100 yard,” katanya.
Tarriela prihatin atas keberadaan dua kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA-N) di Dangkalan Ayungin.
“Ini sangat mengkhawatirkan karena operasi angkatan laut Angkatan Laut Filipina semata-mata bersifat kemanusiaan,” katanya.
Meski demikian, misi tersebut berhasil diselesaikan dan kapal PCG dapat dengan aman kembali ke wilayah operasinya.
Sebelumnya, Senator Risa Hontiveros mendesak pemerintah Filipina untuk mengangkat masalah WPS ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyusul tindakan agresif yang terus dilakukan kapal Cina terhadap kapal Filipina di WPS.
Hontiveros mengecam tindakan Cina karena “sama sekali tidak menghormati hukum internasional”.
Melansir Nippon Hoso Kyokai (NHK) Penjaga Pantai Filipina mengatakan enam kapal penangkap ikan, yang diduga membawa milisi maritim Cina, berlabuh untuk menduduki pintu masuk beting.
Selain itu, dua kapal angkatan laut Tiongkok dan satu kapal penjaga pantai lainnya juga menghalangi operasi pasokan.
Lokasi insiden tersebut berada dalam zona ekonomi eksklusif Filipina. Filipina akan melanjutkan patroli di perairan tersebut.
Sumber: Pna.gov.ph dan Nippon Hoso Kyokai/NHK (Nhk.or.jp)
Komentar tentang post