redaksi@darilaut.id
Senin, 25 Januari 2021
26 °c
Jakarta
27 ° Sab
27 ° Ming
27 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Harga Ikan
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Harga Ikan
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

IOTC: Implementasi Sistem E-logbook dan Program Observer Langkah Maju Indonesia

10 Agustus 2019
Kategori : Berita
FOTO: DARILAUT.ID

FOTO: DARILAUT.ID

Jakarta – Representatif Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) James E Geehan mengatakan, Indonesia telah melakukan langkah maju dengan menerapkan implementasi kebijakan sistem one data, e-logbook, program observer dan port sampling.

“Saya terpukau, hanya dalam 2 tahun sistem ini sudah bisa diterapkan secara elektronik, terintegrasi, dan juga bisa digunakan untuk memantau dan mendata hasil tangkapan dari perikanan skala kecil,” kata James, saat penutupan kegiatan pemantauan dan asistensi pendataan ikan tuna di Indonesia, di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (8/8).

Menurut James, sistem pemantauan, pendataan dan pelaporan Indonesia ke IOTC juga mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan kunjungan terakhir IOTC ke Indonesia pada semester kedua tahun 2017.

IOTC adalah salah satu organisasi perikanan tuna regional atau Tuna Regional Fisheries Management Organization (TRFMO) yang mempunyai kewenangan untuk mengelola sumber daya ikan tuna di perairan Samudera Hindia.

Anggota IOTC tidak terbatas pada negara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, namun juga negara lain (Distant Water Fishing Nation) yang sudah sejak bertahun-tahun turut menangkap tuna di laut lepas perairan tersebut. Keanggotaan Indonesia dalam IOTC sendiri sudah dimulai sejak 2007.

Kegiatan pemantauan dan asistensi pendataan ikan tuna (IOTC Technical Assistance Mission) dilaksanakan di Indonesia pada 1 hingga 8 Agustus 2019. Secara keseluruhan, misi tersebut dilaksanakan di 21 negara pantai (Coastal State) anggota IOTC untuk melakukan review apakah pelaksanakan pemantauan, pengumpulan dan pelaporan data ke IOTC sudah dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Dalam kegiatan ini diberikan pendampingan dan rekomendasi teknis yang diperlukan agar data perikanan tuna yang disampaikan oleh negara-negara anggota IOTC memiliki tingkat validitas yang baik dan dapat dipergunakan dalam penghitungan stok tuna di IOTC.

Samudera Hindia, khususnya di bagian selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian barat yang masuk dalam wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPP) 573 dikenal memiliki potensi sumber daya ikan yang melimpah, terutama ikan tuna, tongkol dan cakalang.

Secara total, hasil tangkapan kelompok sumber daya ikan tuna dan sejenis Indonesia di Samudera Hindia (WPP 571, 572, dan 573) pada 2017 berjumlah sekitar 336.000 ton. Kurang lebih 151.000 ton adalah kelompok tuna.

Hasil tangkapan tuna pada tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 181.000 ton (catatan: tahun 2018 adalah angka sementara) atau sekitar 18 persen dari total produksi tuna di IOTC sebesar 1 juta ton. Hasil tangkapan ini yang terbesar dibandingkan dengan negara-negara anggota IOTC lainnya.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, M Zulficar Mochtar mengatakan, pendampingan kunjungan kerja tim IOTC di Indonesia bertujuan untuk melihat langsung bagaimana cara pengambilan data ikan tuna di lapangan. Khususnya pada perikanan skala kecil (small scale fisheries). Perikanan skala kecil ini termasuk perikanan rakyat (artisanal fisheries).

“Tim IOTC melihat langsung di lapangan, bagaimana ikan tuna di Indonesia didaratkan di pelabuhan perikanan dan tempat pendaratan ikan. Mereka melihat cara pendaratannya dan menilai apakah sistemnya sudah benar dan apakah cara pelaporannya sudah sesuai standar IOTC,” kata Zulficar.

Sistem pemantauan dan pendataan yang baik pada perikanan skala kecil ini sangat diperlukan mengingat 67 persen hasil tangkapan tuna IOTC merupakan hasil tangkapan nelayan skala kecil (small scale fisheries).

Tim ahli IOTC juga akan memberikan rekomendasi teknis berupa metodologi pendataan yang tepat untuk perikanan skala kecil. “Kolaborasi ini akan bagus, apalagi KKP telah menerapkan sistem e-logbook penangkapan ikan,” ujarnya.

Tim IOTC yang datang ke Indonesia berjumlah 3 orang, yaitu James E Geehan, (Statistic and GIS Specialist of IOTC), David A Feary (Marine Resources Assessment Group IOTC) dan Sachiko Tsuji (Overseas Fisheries Cooperation Foundation Expert of Japan).*

Tags: E-log BookKKPObserver on Board
Bagikan14TweetBagikanKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Penjaga Pantai Italia menarik bangkai paus sirip ke pelabuhan Napoli. FOTO: Coast Guard Italia
Berita

Penjaga Pantai Italia Temukan Paus Sirip Panjang 20 Meter

25 Januari 2021
FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Perkembangan Cuaca di Indonesia

25 Januari 2021
FOTO: DARILAUT.ID
Berita

BMKG Pantau Bibit Siklon Tropis 93S di Samudera Hindia

25 Januari 2021
Next Post
FOTO: DARILAUT.ID

Seperti Uni Eropa, Tingkat Kepatuhan Indonesia di IOTC 77 persen

FOTO: BASARNAS

Kapal Sumber Anugerah Alami Kebocoran di Perairan Natuna, Semua Penumpang Selamat

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Senin, Januari 25, 2021
Mostly Cloudy
23 ° c
72%
11mh
-%
27 c 18 c
Rab
26 c 17 c
Kam
27 c 17 c
Jum
25 c 16 c
Sab

TERBARU

Penjaga Pantai Italia Temukan Paus Sirip Panjang 20 Meter

Perkembangan Cuaca di Indonesia

BMKG Pantau Bibit Siklon Tropis 93S di Samudera Hindia

AMSI Rumuskan Strategi Dorong Ekosistem Digital yang Adil Bagi Media Online

OJK Beri Penghargaan Kepada Presdir OVO dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra

Pembentukan Awan Cumulonimbus 7 Hari ke Depan Dapat Membahayakan Penerbangan

REKOMENDASI

Menteri Susi: Peningkatan Kinerja Pengawasan Sangat Penting untuk Hadapi Perang Pangan

Memotret Sampah Plastik di Muara Angke

Selain Tidak Ramah Lingkungan, Biaya Cantrang Cukup Besar

Kapal Aqila Terombang Ambing di Laut Bali

Paus Sperma Kerdil Alami Infeksi Parasit Kronis

Jalan Panjang Perundingan Batas Maritim

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    13 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 0
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    53 bagikan
    Bagikan 53 Tweet 0
  • Ingin Tahu Sebaran Ikan Tuna dan Cakalang di Indonesia, Ini Lokasinya

    241 bagikan
    Bagikan 241 Tweet 0
  • 21 Negara Tujuan Ekspor Komoditi Perikanan

    16 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 0
  • Ada 650 Spesies Ikan Hias di Indonesia

    18 bagikan
    Bagikan 18 Tweet 0
  • Tim SAR DMC Dompet Dhuafa Sisir Korban Gempa di Sulawesi Barat

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • KLHK Jelaskan Soal Banjir di Kalimantan Selatan

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Harga Ikan

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Go to mobile version