Prof Mala mengatakan aktivitas antiinflamasi kuda laut juga turut dikembangkan. Kuda laut sebenarnya sudah terkenal sebagai obat tradisional Cina.
“Namun sebagian besar diselundupkan dari perairan Indonesia,” ujarnya.
Namun tantangannya, menurut Prof Mala, sumber senyawa bioaktif biasanya terbatas. Habitatnya di alam juga belum dibudidayakan.
Pemanfaatan senyawanya juga harus diekstraksi dan dimurnikan. Jumlah yang diperoleh juga kecil.
“Solusi yang harus dikembangkan adalah dengan melakukan screening dari awal, bukan untuk mengambil sebanyak-banyaknya tapi untuk disintesis dan mengetahui senaywa yang efektif untuk kebutuhan yang spesifik,” katanya.
Upaya lain juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan bioteknologi dan budidaya laut. Budidaya laut ini dapat membuka lapangan pekerjaan di samping meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.
Berbagai jenis habitat sumber daya alam akuatik berpengaruh pada senyawa bioaktif yang dihasilkan.
Senyawa bioaktif alami ini telah dimanfaatkan di bidang pangan hingga kosmetik. Dari segi keamanannya lebih aman untuk tubuh manusia.
“Potensi bioaktif alami ini dapat berguna sebagai biomedis dan biokosmetik. Harapannya, pengembangannya tidak sekadar riset, namun hingga komersialisasi dan hilirisasinya,” ujarnya.
Komentar tentang post