Surabaya – Jawa Timur mempunyai sejarah panjang dan telah berkontribusi dalam pembangunan maritim Indonesia.
Untuk itu, dalam mendukung dan mengakselerasi Indonesia sebagai poros maritim dunia, Jawa Timur perlu mempunyai peran strategis dengan modalitas sumberdaya manusia, infrastruktur dan sumberdaya alam. Beberapa hal yang perlu dikembangkan adalah industri perkapalan dan sentra garam nasional.
Hal tersebut terungkap dalam fokus group diskusi DPW Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Jawa Timur yang berlangsung di Universitas Hang Tuah (UHT) Kamis (11/7). Kegiatam diskusi diselenggarakan dalam rangka pelantikan pengurus DPW ISKINDO Jawa Timur.
Ketua Umum ISKINDO, M Zulficar Mochtar mengatakan, industri perkapalan nasional sedang dalam kondisi kritis. “Saat ini ada sekitar 270 galangan kapal dalam kondisi sekarat karena dalam kondisi mati suri,” kata Zulficar.
Oleh karena itu, mesti ada langkah dan terobosan baru untuk merevitalisasi industri perkapalan dalam negeri untuk kembali bergairah.
“Masih ada gap antara kampus, pemerintah, industri dan pasar untuk mengembangkan industri perkapalan,” kata Zulficar.
Selain industri perkapalan, masalah lain di Jawa Timur adalah soal garam. Kisruh masalah garam perlu dijawab dengan teknologi.
“Teknologi garam itu sederhana, mesti dipilih yang paling efisien untuk dikembangkan agar produksi meningkat dan mengurangi impor,” kata Zulficar.
Indonesia perlu mempertegas kedaulautan maritim dengan menyetop impor garam.
Sementara itu, ketua DPW ISKINDO Jawa Timur, Dadang Hendrawan mengatakan, kelahiran ISKINDO Jawa Timur merupakan langkah maju untuk lebih mengkonsolidasikan alumni dan kepakaran kelautan di Jawa Timur.
“Ada 6 kampus di Jawa Timur yang mengelola program kelautan dengan keunggulan masing-masing, dengan kehadiran ISKINDO akan menjadi spirit baru untuk lebih berkarya terutama bagi alumni nanti,” kata Dadang.*
Komentar tentang post