Darilaut – Profesor Riset dari Pusat Penelitian Geoteknologi (Geotek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan, pemetaan sesar aktif di darat tidak cukup hanya dengan metode konvensional.
Biasanya pemetaan sesar aktif konvensional hanya mengandalkan analisis lanskap tektonik aktif dari bentang alam.
Padahal, kata Danny, untuk wilayah tropis Indonesia jejak sesarnya banyak yang hilang akibat erosi atau tertimbun oleh proses sedimentasi.
“Kami sudah mengembangkan teknik pemetaan sesar aktif dengan bantuan foto udara drone, pemindaian geofisika dangkal bawah permukaan dengan teknologi georadar dan geolistrik, dan uji paritan paleoseismologi disertai uji radiometric dating,” kata Danny, saat memberikan orasi ilmiah dalam pengukuhan Profesor Riset LIPI bidang kebumian, pada Selasa (27/7).
Menurut Danny, Indonesia merupakan laboratorium alam yang luar biasa untuk riset terkait sesar aktif dan kegempaan, sekaligus tantangan besar bagi upaya mitigasi bahaya dan risiko gempa.
Danny mengingatkan sumber gempa adalah sesar yang aktif. Sesar disebut aktif apabila masih bergerak dalam kurun 125 ribu tahun terakhir/memotong lapisan Holosen/Pleistosen akhir.
Menurut Danny, hal yang nyaris mustahil diketahui adalah kapan terjadinya gempa. Tetapi beberapa hal terkait gempa bisa diperhitungkan, diprediksi, atau dipetakan.
Seperti lokasi, besaran gempa, dan risiko kerusakan. Satu-satunya hal yang nyaris mustahil diketahui adalah kapan terjadinya gempa.
Tujuan mitigasi bencana adalah meminimalkan efek merusak dari berbagai bahaya yang sudah diperkirakan atau diperhitungkan.
“Mitigasi gempa harus menjadi budaya masyarakat dan bagian terpadu pengembangan wilayah dan pembangunan infrastruktur,” kata Danny seperti dikutip dari Lipi.go.id.
Dalam orasi ilmiah ilmu kebumian, Danny menyampaikan naskah dengan judul “Riset Sesar Aktif Indonesia dan Peranannya dalam Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami.”
Hasil riset ini menjelaskan tentang rangkaian gempa besar yang terjadi di Indonesia sejak tahun 2000. Gempabumi tersebut adalah bukti nyata bahwa Indonesia adalah wilayah dengan potensi bencana gempa yang sangat tinggi.
Komentar tentang post