redaksi@darilaut.id
Sabtu, 13 Agustus 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Kajian Bahaya Tsunami Karena Letusan Gunungapi di Tengah Laut

Kajian Bahaya Tsunami Karena Letusan Gunungapi di Tengah Laut

redaksi redaksi
11 November 2020
Kategori : Berita, Kajian
ITB.AC.ID

ITB.AC.ID

Darilaut – Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung melakukukan kajian bahaya tsunami dari aktivitas letusan gunungapi di tengah laut.

Kajian dalam bentuk Webinar ini mengangkat judul Tsunamic Hazard on the Island Volcanoes, akhir Oktober lalu. Seminar ini menghadirkan nara sumber dari University of Birmingham Inggris Dr Sebastian Watt.

Menurut Sebastian, peristiwa tsunami di Tanjung Lesung Banten akhir 2018 lalu merupakan salah satu bencana yang disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu island volcano yang ada di Indonesia.

Letusan Gunung Anak Krakatau tidak secara langsung menyebabkan tsunami, melainkan letusan tersebut menyebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut, pada akhirnya menyebabkan terjadinya tsunami.

Menurut Sebastian peristiwa tsunami yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi tengah laut sudah terjadi sejak dulu. Salah satunya di Pulau Ritter, Papua Nugini pada 1888.

Akibat aktivitas gunung berapi di pulau tersebut menyebabkan terjadinya longsor bawah laut dan memicu timbulnya tsunami setinggi 8 meter.

Pada abad sebelumnya, kata Sebastian, terjadi bencana yang serupa di Jepang pada 1792. Letusan Gunung Unzen menyebabkan terjadinya longsoran dan memicu timbulnya tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter, setidaknya lebih dari 15.000 orang tewas dan peristiwa tersebut menjadi bencana gunung api terburuk yang terjadi di Jepang.

Berdasarkan penelitian Auker dkk. (2013), menurut Sebastian, tsunami menjadi salah satu bahaya (hazard) akibat bencana gunung berapi yang menyebabkan 20 persen terjadinya insiden fatal (fatal incident).

Terdapat beberapa proses yang menyebabkan terjadinya tsunami akibat aktivitas gunung berapi di tengah laut yaitu, underwater explosion akibat letusan gunung berapi di bawah laut. Kemudian, blast akibat letusan gunung berapi di atas laut.

Selanjutnya, pyroclastic flows akibat aliran piroklastik (hasil letusan gunung berapi berupa gas vulkanik, abu vulkanik, dan batuan vulkanik) yang berpenetrasi ke lautan.

Selain itu, caldera collapse akibat runtuhnya kaldera (kawah di atas gunung berapi) dan subaerial failure akibat terjadinya longsor di atas laut, serta submarine failure akibat terjadinya longsor di bawah laut.

Sebastian mengatakan, tsunami yang disebabkan oleh gunung berapi merupakan salah satu bahaya yang memberikan tantangan untuk diprediksi dan dilakukan mitigasi.

“Saat ini, teknik pemantauan yang ada baru bisa membantu untuk memprediksi terjadinya erupsi tetapi sulit untuk memprediksi tipe letusan dan kekuatannya. Selain itu, peristiwa letusan Anak Krakatau dan Ritter menjadi kunci sejarah untuk mengembangkan pengetahuan mengenai letusan lateral yang memicu timbulnya tsunami dan kajian studi untuk menguji dan mengembangkan model tsunami,” ujar Sebastian, seperti dikutip dari Itb.ac.id, Senin (9/11).

Kegiatan ini dipandu Dosen Teknik Geologi ITB Dr Mirzam Abdurrahman dan dihadiri peserta dari program studi Geologi ITB dan non-Geologi.

Tags: Gunung Anak KrakatauITBtsunami
Bagikan3Tweet1KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

13 Agustus 2022
Ilustrasi tukik penyu hijau. FOTO: KLHK
Berita

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

13 Agustus 2022
Tukik penyu
Berita

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

13 Agustus 2022
Next Post
Gempa disusul gelombang tsunami di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 28 September 2018. FOTO: VERRIANTO MADJOWA

BNPB: Siklus Gempa dan Tsunami Palu Pengulangan Satu Generasi

Jembatan kuning di Kota Palu, Sulawesi Tengan, ambruk setelah gempa Magnitudo 7,4 disusul tsunami, Jumat 28 September 2018. FOTO: DARILAUT.ID

Doni Monardo Minta Pemprov Sulteng Beri Perlindungan Jangka Panjang Buat Masyarakat

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Sabtu, Agustus 13, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

Antibodi Penduduk Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

Badai Tropis Meari Akan Melintasi Tokyo

Banjir Melanda Kabupaten Bogor, Cilacap, Pohuwato dan Katingan

REKOMENDASI

Zulficar Mochtar: Ini Hal Biasa, Tidak Perlu Drama

Cuaca Ekstrem, Puluhan Ribu Warga Mengungsi Karena Banjir di Australia

Muat Limbah CPO Tanpa Surat Berlayar, Kapal Bahtera Sukses Bersama Ditangkap

Banten Hingga Banyuwangi Kawasan Rawan Banjir Rob

Kelurahan Mangunharjo Kembangkan Ekonomi Berbasis Konservasi

Kapal Kargo Lintas Timur Tenggelam di Banggai Laut, 17 Hilang, 1 Selamat

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    663 bagikan
    Bagikan 275 Tweet 162
  • Ini Daftar 34 Trayek Tol Laut Tahun 2022

    21 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 5
  • LIPI Bahas Ilmu Kelautan dan Kebumian

    10 bagikan
    Bagikan 5 Tweet 2
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    370 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 90
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    121 bagikan
    Bagikan 49 Tweet 30
  • Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    275 bagikan
    Bagikan 114 Tweet 67
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    186 bagikan
    Bagikan 79 Tweet 45
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk