Darilaut – Bersamaan dengan pandemi Covid-19, hasil tangkapan tuna nelayan Langgula, Kecamatan Batudaa Pantai, Gorontalo, ikut terpuruk.
Merosotnya tangkapan tuna di Teluk Tomini membuat nelayan sangat tidak berdaya.
Warga Desa Langgula umumnya berprofesi sebagai nelayan.
Biasanya, nelayan melaut berhari-hari untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan tuna berukuran besar.
Sebagai kampung spesialis penangkap ikan tuna, menghilangnya spesies tersebut membuat banyak nelayan Langgula tidak lagi melayarkan perahu ke Teluk Tomini. Padahal, nelayan-nelayan ini penangkap ikan pelagis besar.
Sejak dulu nelayan di Langgula tidak bergantung pada ikan-ikan karang. Ikan-ikan karang dan cumi-cumi hanyalah sampingan yang ditangkap ketika nelayan ini ingin makan ikan tersebut.
Spesies cumi-cumi biasanya hanya tangkapan di kala senggang. Bukan tangkapan utama nelayan. Mulailah nelayan ini menangkap cumi-cumi.
Kepala Desa Langgula, Fadli Otoluwa, mengatakan, di masa pandemi Covid-19, nelayan Desa Langgula mengalami kesulitan hasil tangkapan.
Ikan tuna yang biasanya bisa ditangkap dengan cara memancing menghilang di Teluk Tomini.
“Sekarang nelayan tuna banyak yang menangkap cumi-cumi,” kata Fadli.
Pada Selasa (13/12) malam ini Warga Desa Langgula bersama Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar ‘Festival Sejuta Cumi’. Kegiatan ini bentuk pengembangan Desa Langgula sebagai Kampung Cumi.
Komentar tentang post