Kapal Navigasi Angkut Penumpang yang Menumpuk di Tanjung Buton

KN Rupat. FOTO: DITJEN HUBLA

Jakarta – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, mengerahkan kapal navigasi KN Rupat untuk mengangkut penumpang yang menumpuk di Tanjung Buton, Kepulauan Riau.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R Agus H Purnomo menerima laporan tentang terjadinya penumpukan penumpang di Pelabuhan Tanjung Buton. Laporan ini diterima dari Kantor Pelabuhan Batam, Kepulauan Riau selaku Koordinator Angkutan Lebaran Tahun 2019 untuk wilayah Kepulauan Riau.

“Menanggapi laporan ini, saya minta Kantor Distrik Navigasi Kelas I Dumai untuk mengerahkan kapal navigasi KN Rupat guna memuat penumpang yang masih berada di pelabuhan,” ujar Agus.

Agus mengatakan, penumpukan penumpang ini terjadi karena angkutan laut merupakan salah satu moda yang diminati masyarakat Tanjung Buton untuk kembali ke tempat asalnya pada musim lebaran. Perubahan pola perjalanan ini kemungkinan mengakibatkan terjadinya lonjakan penumpang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, PT ASDP telah menambah 1 trayek kapal ferry dengan rute Tanjung Buton – Batam.

Namun, total 2 trayek dalam satu hari belum dapat menampung calon penumpang yang memadati pelabuhan.

Kendala lain yang menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang karena minimnya penginapan yang tersedia di Tanjung Buton. Sehingga mengakibatkan calon penumpang tidak memiliki pilihan, selain menunggu di area pelabuhan beserta keluarga.

Karena itu, Ditjen Perhubungan Laut segera mengerahkan KN Rupat dari Distrik Navigasi Kelas I Dumai untuk segera bergerak menuju Tanjung Buton. Kapal bertolak dari Dumai pada Selasa pukul 23.30 WIB dan tiba di Tanjung Buton pada Kamis pukul 07.00 pagi.

Dengan koordinasi dan sinergi yang baik antara Pokso Pelayanan Angkutan Lebaran Tahun 2019, penumpukan penumpang yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Buton telah berhasil diatasi.

Selanjutnya, KN Rupat telah berlayar menuju Batam dengan mengangkut sejumlah 284 orang penumpang. Terdiri dari 99 orang penumpang laki-laki, 88 orang penumpang wanita, serta 97 orang penumpang anak-anak.

Ditjen Perhubungan Laut telah menyiagakan kapal-kapal cadangan dan kapal negara untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal semacam ini.
Agus mengatakan, telah menambahkan alat-alat keselamatan seperti life jacket, sekoci dan sebagainya.

“Ditjen Perhubungan Laut terus berusaha semaksimal mungkin, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pemudik, sehingga mereka dapat sampai ke tempat tujuan dengan selamat, aman dan nyaman,” ujar Agus.*

Exit mobile version