Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Maria Antonia Yulo-Loyzaga segera mendatangi Bataan sesuai instruksi Presiden, untuk menilai dampak lingkungan dari tumpahan minyak.
Namun, Loyzaga dan timnya tidak dapat melakukan inspeksi terhadap tumpahan minyak. Kondisi saat itu jarak pandang nol yang disebabkan oleh hujan lebat.
“Ini berarti pemetaan ekosistem yang dicapai oleh tumpahan dan penentuan kontaminasi sumber air setelah kami menemukan kapal,” ujarnya.
Di hari yang sama, pada Kamis (25/7) kapal kargo Indonesia, Iriana, kandas di pantai Taiwan saat Topan Gaemi mendekati wilayah tersebut.
Kapal barang tersebut kandas di pantai Kabupaten Pingtung, tetapi awaknya aman dan tidak ada risiko kebocoran minyak.
Melansir Taiwannews.com.tw, kapal itu berlabuh di lepas pantai barat daya Taiwan Rabu 24 Juli, sekitar pukul 5 sore untuk memperbaiki kemudi.
Ketika masalah terpecahkan, kapal barang berlayar ke selatan setelah pukul 10 malam.
Namun, hampir satu jam dalam perjalanan, Iriana kandas di dekat pantai di Jialutang di Kabupaten Pingtung.
Administrasi Penjaga Pantai (The Coast Guard Administration – CGA) mengatakan 20 awak kapal dalam keadaan aman dan tidak membutuhkan bantuan apa pun.




