Darilaut – Nakhoda dan awak kapal yang berlayar di laut Sulu dan Tawi-tawi di Filipina, diminta tetap waspada.
Meski tidak ada insiden dalam dua tahun terakhir, ancaman penculikan awak kapal tetap tinggi.
ReCAAP ISC (Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia – Information Sharing Centre) menyarankan industri perkapalan dan kapal meningkatkan kesadaran terhadap situasi dengan mengacu pada panduan ReCAAP ISC.
Panduan tersebut pada Juli 2019 dengan judul “Guidance on Abduction of Crew in the Sulu-Celebes Seas and Waters off Eastern Sabah” atau Panduan Penculikan Awak Kapal di Laut dan Perairan Sulu-Celebes di Sabah Timur. Panduan tersedia di situs web Recaap .org.
ReCAAP ISC juga mendesak nakhoda dan awak kapal melaporkan semua insiden pembajakan dan perampokan bersenjata ke negara pantai dan negara terdekat. Tetap waspada dan mengadopsi tindakan pencegahan yang relevan dengan mengambil referensi dari Panduan Regional untuk Penanggulangan Pembajakan dan Perampokan Bersenjata Terhadap Kapal di Asia.
Dalam laporan mingguan yang dipublikasi ReCAAP ISC, sejak kejadian terakhir pada Januari 2020 hingga 7 Maret 2022, tidak ada insiden penculikan awak yang dilaporkan di perairan tersebut. Saat ini tidak ada awak yang ditahan oleh Abu Sayyaf Group (ASG).
Komentar tentang post