“Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa fenomena seperti IOD positif seperti yang terjadi pada tahun 2019 lalu dulunya jarang terjadi, namun sekarang peristiwa semacam ini menjadi lebih sering terjadi,” kata Yuda.
Dapat dikatakan, pada abad 20 ini, frekuensi dan intensitas IOD/ENSO terjadi peningkatan, dan diperkirakan akan memburuk jika emisi gas rumah kaca terus meningkat.
Penelitian ini juga menekankan bahwa Samudra Hindia dapat ‘menampung’ peristiwa yang bahkan lebih kuat daripada peristiwa iklim ekstrem yang terjadi pada tahun 2019 lalu. Secara historis, peristiwa kuat seperti tahun 2019 lalu sangat jarang terjadi.
Pada periode di tahun 1675, pernah terjadi iklim ekstrem yang 42 persen lebih kuat daripada peristiwa terkuat yang pernah teramati sejauh ini dalam catatan data pengukuran, yaitu peristiwa El Niño 1997.
Tanpa campur tangan manusia saja, iklim ekstrem seperti peristiwa di periode tahun 1675 pernah terjadi, apalagi pada masa sekarang di mana kerusakan lingkungan makin parah akibat ulah manusia.
Karena itu, kemungkinan bahwa peristiwa ekstrem seperti itu dapat terjadi lagi dengan lebih kuat dan lebih sering.
“Hasil rekonstruksi iklim dari tahun 1240 sampai sekarang, hanya merekam 10 peristiwa iklim ekstrem, dan empat di antaranya terjadi pada kurun waktu 60 tahun terakhir ini,” ujarnya.
Komentar tentang post