Darilaut – Keberlanjutan dan Traceability (ketertelusuran atau keterlacakan) biota laut, seperti ikan-ikan yang memiliki nilai ekononis dapat memberikan devisa yang tinggi.
Karena itu, perlu upaya mendorong dan mendukung pemenuhan persyaratan dan legalitas komoditas ekonomi tinggi. Dengan cara-cara ini banyak pihak tentu bisa memanfaatkan keberadaan biodiversitas (keanekaragaman hayati) di Indonesia.
Menurut Ahli terumbu karang Prof Dr Suharsono, biota laut di Indonesia banyak. Apabila ini mampu memenuhi persyaratan internasional yang masuk dalam site test, misal karang, ikan napoleon, teripang, akan dapat memberikan devisa karena harganya memang sangat tinggi.
Secara prinsip dan filosofi pengelolaan ekosistem pada ujungnya pada pengelolaan aktivitas manusia. Sebab, jika manusia dapat dikelola dengan baik beserta aktivitasnya maka pemanfaatan ekosistem dapat dikendalikan dengan baik.
“Hanya saja di kita ini justru mengelola manusianya yang menjadi sumber permasalahan,” ujar Suharsono, saat BioTalks #2 Pengelolaan Kekayaan Hayati dan Ekosistem Indonesia Pasca Covid-19, akhir Juni lalu, seperti dikutip dari Ugm.ac.id.
Menurut Suharsono menjaga ekosistem selain dituntut pada pengelolaan aktivitas manusia, juga tidak lepas dari ancaman dari perubahan iklim. Ancaman perubahan iklim ini cukup berat terhadap keberadaan ekosistem saat ini.
Komentar tentang post