Jakarta – Keluarga korban kapal tenggelam MV Nur Allya menggelar doa bersama di perairan Laut Halmahera, Maluku Utara, Jumat (4/10).
Dengan menggunakan KN SAR Pandudewanata, beberapa keluarga anak buah kapal (ABK) MV Nur Allya menuju lokasi tenggelamnya kapal untuk mendoakan seluruh korban.
Sebelum menuju lokasi, pihak perusahaan PT Gurita Lintas Samudera bersama Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan pertemuan dengan keluarga korban.
Pertemuan ini bertempat di Hotel Emerald Ternate yang juga dihadiri Wakil Walikota Ternate, pada Kamis (3/10). Hadir pula seorang ustadz yang berkesempatan memberikan siraman rohani serta menguatkan seluruh keluarga.
Proses pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan telah dilakukan sejak 23 Agustus hingga 9 September. Meski sempat ditutup, monitoring terus dilakukan hingga 26 September.
Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kemudian membuka kembali operasi SAR gabungan. Data-data dikumpulkan dikumpulkan tim SAR gabungan sejak 27 September hingga 1 Oktober.
Kapal MV Nur Allya yang mengangkut nikel hilang kontak sejak 21 Agustus 2019 dan tenggelam di lokasi sekitar Desa Fluk di Laut Halmahera.
MV Nur Allya adalah kapal kargo raksasa buatan perusahaan Jepang Sanoyas Hishino Meiso Corp pada 2002, dengan kapasitas 52.400 deadweight tonnes (dwt). Artinya, kapal ini mampu mengangkut beban hingga 52.400 ton, tidak termasuk berat kapal itu sendiri yang mencapai 8.394 metrik ton.*
Komentar tentang post