Darilaut – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuka rute baru tol laut dengan kode T-19. Rute ini menjadi akses konektivitas yang menghubungkan wilayah Papua dan Papua Barat.
Dengan adanya rute tersebut, telah dibuka beberapa pelabuhan salah satunya Pelabuhan Depapre. Pelabuhan ini berada di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.
Kapal yang telah sandar di pelabuhan tersebut adalah KM Logistik Nusantara 2. KM Logistik Nusantara 2 untuk kedua kalinya sukses bersandar di Pelabuhan Depapre. Kapal menurunkan 6 kontainer beras dari Merauke.
Saat bertolak kembali untuk melanjutkan perjalanannya, KM Logistik Nusantara 2 mengangkut muatan balik sebanyak 11 kontainer untuk dikirim kembali ke Merauke. Salah satunya berisi air minum dalam kemasan RobongHolo dan 10 kontainer lainnya berisi batu ciping.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt Antoni Arif Priyadi, Selasa (2/3) mengatakan salah satu tujuan adanya program Tol Laut adalah mendapat kiriman produk yang dibutuhkan dan mengirimkan produk lokal ke luar daerah. Hal ini menjadi capaian yang luar biasa bagi operasinya pelabuhan baru seperti Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura.
Air kemasan RobongHolo diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jayapura. Pengiriman air kemasan RobongHolo ke Merauke sudah dua kali dilakukan, yang pertama saat KM Lognus sandar di Depapre, 27 Januari lalu.
Adapun untuk pengiriman batu ciping baru pertama kali dilakukan. Batu ciping tersebut diproduksi oleh perusahaan lokal Jayapura, PT Midhyan Putra Mandiri Papua.
Sebanyak 32.000 ton per trip batu ciping berbagai ukuran dikirim dengan kapal tol laut Lognus 2. Pengiriman perdana 99 m kubik dengan menggunakan 10 kontainer. Tahap ke dua direncanakan 225 m kubik.
Merauke membutuhkan batu ciping dan pasir dengan permintaan cukup tinggi untuk membangun infrastruktur di daerah tersebut. Seperti membangun rumah, gedung, jembatan dan jalan.
Selama ini, mereka mendapatkan bahan-bahan tersebut dari luar pulau, salah satunya dari Palu, Sulawesi Tengah.
Karena jarak yang lebih jauh, harga cukup tinggi karena biaya logistik cukup besar. Dengan adanya tol laut harganya lebih terjangkau karena biaya logistik lebih murah.
Batu ciping dikenal dengan nama batu split yang biasa digunakan untuk campuran cor beton. Batu pecah ini dihasilkan dengan cara dihancurkan dengan menggunakan mesin stone crusher. Hal ini cukup banyak diproduksi di wilayah Depapre dan sekitarnya.
Komentar tentang post