Adapun untuk pengiriman batu ciping baru pertama kali dilakukan. Batu ciping tersebut diproduksi oleh perusahaan lokal Jayapura, PT Midhyan Putra Mandiri Papua.
Sebanyak 32.000 ton per trip batu ciping berbagai ukuran dikirim dengan kapal tol laut Lognus 2. Pengiriman perdana 99 m kubik dengan menggunakan 10 kontainer. Tahap ke dua direncanakan 225 m kubik.
Merauke membutuhkan batu ciping dan pasir dengan permintaan cukup tinggi untuk membangun infrastruktur di daerah tersebut. Seperti membangun rumah, gedung, jembatan dan jalan.
Selama ini, mereka mendapatkan bahan-bahan tersebut dari luar pulau, salah satunya dari Palu, Sulawesi Tengah.
Karena jarak yang lebih jauh, harga cukup tinggi karena biaya logistik cukup besar. Dengan adanya tol laut harganya lebih terjangkau karena biaya logistik lebih murah.
Batu ciping dikenal dengan nama batu split yang biasa digunakan untuk campuran cor beton. Batu pecah ini dihasilkan dengan cara dihancurkan dengan menggunakan mesin stone crusher. Hal ini cukup banyak diproduksi di wilayah Depapre dan sekitarnya.
Komentar tentang post