Kami mendapati bahwa kehidupan mereka semakin berubah karena terdesak oleh maraknya alih fungsi hutan akibat aktivitas pertambangan dan industri kayu. Namun, kami mengamati kehidupan mereka justru jauh dari stigma negatif yang beredar di masyarakat.
Mengenal Orang Tugutil
Berdasarkan diskusi kami dengan Syaiful Madjid, sosiolog dari Universitas Muhammadiyah Ternate, terungkap bahwa Orang Tugutil tersebar di empat daerah. Kehidupan mereka terpisah-pisah dalam 16 kelompok di Pulau Halmahera.
Di tengah upaya pemerintah provinsi untuk memukimkan Orang Tugutil, mereka tetap setia pada kehidupan subsisten mereka di hutan. Dalam dialek lokal, mereka menyebut diri mereka sebagai O’Hongana Manyawa atau Orang yang Tinggal di Hutan.
Artinya, mereka merupakan juga bagian dari Suku Tobelo, mayoritas suku yang ada di Pulau Halmahera. Selain O’Hongana Manyawa, Syaiful Madjid mengatakan bahwa ada Suku Tobelo lainnya O’Hoberera Manyawa (Orang Tobelo yang tinggal di pesisir).
Kami memilih Kabupaten Halmahera Timur sebagai lokasi penelitian karena menurut beberapa sumber, mayoritas Orang Tugutil berada di wilayah ini. Secara khusus kami melihat bahwa Orang Tugutil di Halmahera Timur dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah Orang Tugutil yang masih tinggal di dalam hutan dan mayoritas kegiatannya banyak dilakukan di sana. Sementara kelompok kedua adalah Orang Tugutil yang sudah tinggal di perkampungan.