redaksi@darilaut.id
Senin, 30 Januari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Klaim China di Laut Natuna, Ahli Kelautan Usul Tambah Koarmada

Klaim China di Laut Natuna, Ahli Kelautan Usul Tambah Koarmada

redaksi redaksi
5 Januari 2020
Kategori : Berita
Skema peta hidrodinamika (kiri) dan karakteristik massa air laut (kanan) di Natuna dan Laut Cina Selatan oleh Widodo dkk (2019).

Skema peta hidrodinamika (kiri) dan karakteristik massa air laut (kanan) di Natuna dan Laut Cina Selatan oleh Widodo dkk (2019).

Jakarta – Klaim China dengan melakukan pengawalan kapal nelayan Negeri Tirai Bambu di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di wilayah Laut Natuna Utara mendapat respon berbagai kalangan. Salah satunya dari Ahli Kelautan Dr Ing Widodo S Pranowo.

Menurut Widodo, untuk memperkuat pertahanan dan keamanan maritim perlu ditambah lagi 1 armada di Natuna.

“Jadi, sangat tepat bila ditambah 1 armada lagi di Natuna sebagai armada ke-4,” kata Widodo, Minggu (5/1).

Saat ini, sudah ada 3 armada. Komando Armada RI Wilayah Barat (Koarmabar) berubah menjadi Koarmada-I. Komando Armada RI Wilayah Timur (Koarmatim) menjadi Koarmada-II. Selanjutnya, Penambahan Komando Armada III TNI Angkatan Laut di Sorong, Papua Barat

Widodo mangatakan, kalau ibukota negara jadi dipindah, maka bisa tambah 1 armada lagi. Apakah kemudian di Jakarta menjadi armada ke-5, lalu armada ke-1 ikut pindah ke Kalimantan Timur.

“Hal ini menjadi sangat penting dibutuhkan sebagai negara yang benar-benar maritim,” ujar Widodo yang juga Kepala Laboratorium Data Laut & Pesisir Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Mengenai klaim China bahwa Natuna masih satu kesatuan dengan Spratly. “Klaim tersebut mengada-ada karena secara penampakan geomorfologi batimetri saja, sudah beda setting-nya,” kata Widodo.

Dr Ing Widodo S Pranowo. FOTO: ISTIMEWA

Widodo yang juga pengajar di Program Studi Hidrografi Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), bersama para siswa perwira TNI-AL, sudah beberapa kali melakukan penelitian dan hasilnya telah ditulis di beberapa jurnal mengenai Laut Natuna Utara.

“Sebenarnya bila berdasarkan paper kami, maka di spratly itu di-puterin sebuah arus yang bernama Natuna Off-shelf Current. Jadi ada kata kunci “Natuna”, yang jelas kata tersebut adalah milik Indonesia. Indonesia harus berani declare-kan penyebutan North Natuna Sea di dunia internasional agar segera mendapatkan pengakuan atas nama tersebut,” kata Widodo.

Menurut Widodo, klaim Laut Natuna Utara oleh China ini kemungkinan karena China ingin menguasai Samudera Hindia. Karena jalan tercepat melewati laut Natuna, Selat Singapaura dan Selat Malaka.

“Analisis saya, China ingin menguasai Samudera Hindia. Jalan satu-satunya yang tercepat adalah melewati laut Natuna, Selat Singapura lalu Selat Malaka. Jika laut Natuna bisa dikuasai, maka tinggal sedikit lagi mereka bisa punya akses ke Samudera Hindia,” ujar Widodo.

Laut Natuna adalah salah satu wilayah luar strategis ekonomi, yang terhubung ke jalur laut internasional kepulauan (ALKI I). Laut Natuna dan Laut Natuna Utara memiliki letak geografis dan geopolitik yang sangat strategis, serta ada cadangan minyak bumi di sana.

Karena itu, keselamatan pelayaran dan keamanan maritim sangat penting di wilayah ini.*

Tags: kapal ikan asingLaut China SelatanLaut Natuna UtaraPerairan Natuna
Bagikan19Tweet7KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Paus Bryde jenis Balaenoptera edeni, ditemukan mati terdampar pada Kamis 19 Januari 2023 di Pantai Munggu, Krobokan, Badung, Bali. FOTO: BPSPL DENPASAR/KKP
Berita

Paus Bryde Ditemukan Membusuk di Pantai Badung

30 Januari 2023
Ilustrasi bibit siklon tropis. GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

4 Bibit Siklon Tropis di Dekat Wilayah Indonesia

29 Januari 2023
Rumah yang mengalami kerusakan karena terdampak banjir di Jalan Raya Bailang, Lingkungan 1, Kelurahan Bailang, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (28/1). FOTO: BNPB
Berita

Kepala BNPB Ingatkan Banjir dan Longsor di Manado Kejadian Berulang

29 Januari 2023
Next Post
FOTO: BNPB

Pengungsi Korban Banjir di Kabupaten Bogor dan Lebak Bertambah

FOTO: DITJEN HUBLA

KM Permata Biru Tenggelam di Perairan Sumsel, 5 ABK Selamat

Komentar tentang post

REKOMENDASI

Arsip Iklim Penting Untuk Mitigasi Bencana

Apa Penyebab Tsunami Selat Sunda? Ini Penjelasan Volkanolog ITB

Spesies Unik Pari (Hiu) Lontar…

Ini Hasil Rakor Tsunami Selat Sunda

Cumi-cumi Raksasa Ditemukan Mati Terdampar di Pantai Jepang

Seluruh Dunia Sepakat Diam di Rumah Untuk Memutus Penularan Virus Corona

TERBARU

Paus Bryde Ditemukan Membusuk di Pantai Badung

4 Bibit Siklon Tropis di Dekat Wilayah Indonesia

Kepala BNPB Ingatkan Banjir dan Longsor di Manado Kejadian Berulang

Tahun 2023 Kemenhub Layani 177 Trayek Angkutan Laut

Pemberitaan Berperspektif Keberagaman Perlu Diperkuat

Kapal Berhati-hati, Gunung Api Myojinsho Kemungkinan Akan Meletus

TERPOPULER

  • Ikan karang Amphiprion ocellaris, Sulawesi, Indonesia (Randall, 1998) dan Amphiprion percula, Papua New Guinea (Allen & Erdmann, 2012) contoh yang mendukung spesiasi alopatrik.

    Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    27 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Biogeografi Ikan di Kawasan Segitiga Terumbu Karang

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    231 bagikan
    Bagikan 98 Tweet 56
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    31 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    25 bagikan
    Bagikan 10 Tweet 6
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    416 bagikan
    Bagikan 174 Tweet 101
  • Tantangan Teknologi Penangkapan Ikan yang Efektif dan Ramah Lingkungan

    16 bagikan
    Bagikan 15 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk