Darilaut – Konflik regional di wilayah lintas batas Laut Arafura dan Laut Timor (Arafura-Timor Sea/ATS) menjadi bahasan penting IPB University dan Universitas Musamus Merauke.
Arafura-Timor Sea merupakan laut semi tertutup yang berada di empat negara, yaitu Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Australia.
Kegiatan di satu negara dapat berdampak pada negara lain, sehingga isu lintas batas (transboundary) di Laut Arafura dan Laut Timur menjadi konflik regional, seperti perikanan, pencemaran laut, dan migrasi spesies.
Salah satu daerah yang berkepentingan dan berbatasan langsung dengan ATS, adalah Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.
Untuk itu, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University dan ATSEA-2 Indonesia bekerjasama dengan Universitas Musamus menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD).
Kegiatan diskusi kelompok terfokus ini membahas “Transboundary Issues dalam Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut dengan Studi Kasus Kabupaten Merauke” pada Selasa (7/6).
Penasehat Utama PKSPL IPB sekaligus Ketua Tim, Dr Luky Adrianto, mengatakan, isu dan dinamika di ATS berhubungan dengan spasial, pergerakan antar kabupaten, antar provinsi dan bahkan antar negara menjadi poin penting dalam FGD ini.
Hasil FGD mengungkapkan bahwa pelanggaran perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini tidak hanya dilakukan oleh nelayan lokal yang berasal dari Merauke.
Komentar tentang post