Jakarta – Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP, Sea and Coast Guard Indonesia) berperan aktif dalam operasi pembersihan pantai dan penilaian kerusakan lingkungan. Selain itu, operasi perhitungan kompensasi ganti rugi akibat pencemaran tumpahan minyak dengan melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, SKK Migas dan PT Pertamina (Persero).
Untuk memantapkan koordinasi dan kemampuan personil, KPLP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menggelar acara pemantapan dan latihan di Manado, Senin (24/6) hingga Rabu (26/6). Pemantapan ini juga sebagai persiapan kegiatan Latihan Bersama Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut (Marine Pollution Exercise, MARPOLEX) di Davao Filipina, awal Juli mendatang.
Kepala Distrik Navigasi Kelas I Bitung, Taufik Mansyur mengatakan, kegiatan Pemantapan Rencana Operasi ini bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan unsur, personil, controller dan Delegasi Indonesia dalam pelaksanaan Regional Marpolex di Davao, Filipina mendatang.
“Penting bagi kita untuk mengetahui peran serta tugas kita masing-masing supaya kegiatan latihan bersama dengan Filipina dan Jepang nanti dapat terselenggara dengan baik dan memberikan pelajaran dan manfaat bagi tugas keseharian kita,” ujar Taufik.
Dalam latihan bersama Regional Marpolex 2019, Indonesia akan mengirimkan 3 (tiga) unit kapal patroli yang berfungsi sebagai Marine Disaster Prevention Ship. Masing-masing Kapal Negara (KN) Sarotama P112 dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tanjung Uban, KN Gandiwa-P118 dari Pangkalan PLP Kelas II Bitung dan KN Kalawai- P117 dari Pangkalan PLP Kelas II Tual.
KNP Sarotama berperan dalam operasi penanggulangan tumpahan minyak. KNP Gandiwa dalam operasi penanggulangan tumpahan minyak dan operasi Pencarian dan Pertolongan yang dibantu BASARNAS sebagai SAR Controller. KNP Kalawai berperan dalam operasi Pemadaman Kebakaran.
Kepala Subdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air, Direktorat KPLP Een Nuraini Saidah mengatakan, latihan bersama MARPOLEX 2019 ini akan dibuka secara resmi oleh Commander Coast Guard ketiga negara, yakni Indonesia, Filipina dan Jepang pada 2 Juli.
“Pada tanggal 2 Juli 2019, Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku Commander Indonesian Coast Guard bersama dengan Commander Phillipine Coast Guard dan Commander Japan Coast Guard akan membuka acara,” ujarnya.
MARPOLEX merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali antara Indonesia dan Filipina dengan menggandeng Jepang sebagai observer. Latihan tahun akan menguji kemampuan Filipina, Indonesia, dan Jepang dalam bekerjasama menanggulangi terjadinya musibah tumpahan minyak.
Hal ini mengacu pada perjanjian bilateral antara Indonesia-Filipina yakni Sulu Sulawesi Oil Spill Response Network Plan 1981, serta ASEAN Regional Oil Spill Contingency Plan yang diadopsi pada Sidang ASEAN TMM ke-24 bulan November 2018.*
Komentar tentang post