“Penyebaran informasi hoaks menjadi tantangan kita di Era Post Truth yang tidak hanya ditujukan kepada peserta Pemilu, namun kepada KPU juga menjadi sasaran Hoaks,” ujarnya.
“Literasi elektoral menjadi hal penting bagi masyarakat agar mudah menyaring informasi. Pemberitaan yang humanis juga menjadi hal penting untuk ditujukan kepada masyarakat.” Sementara ketua KPU Provinsi Gorontalo, Fadliyanto Koem, mengatakan, sekolah literasi pemberitaan ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa/ mahasiswi, tenaga pendidik, pegiat demokrasi dan pemantau pemilu, Pusat Bahasa, Dinas Kominfo, wartawan dan staf sekretariat KPU Provinsi Gorontalo dan kabupaten/kota se provinsi Gorontalo.
Fadliyanto menjelaskan kegiatan hari ini adalah hasil diskusi awal yang disampaikan AMSI Gorontalo terhadap penguatan kepemiluan.
“Bukan untuk membanggakan diri, prestasi KPU Provinsi Gorontalo tentang Kreasi sosialisasi diraih pada tahun 2019 yang kami peroleh adalah tidak luput dari diskusi yang dilakukan KPU bersama media,” ujarnya.
Selama ini, kata Fadliyanto, KPU Provinsi Gorontalo cenderung bekerja sama dengan media untuk menangkal Hoaks. Sebab tantangan Pemilu saat ini sangat luar biasa yang diharuskan memiliki skill untuk mengatasi informasi bohong.
“Untuk itu kegiatan ini kami berharap bisa meningkatkan pemahaman literasi bukan hanya saja bagi para jurnalis, tapi penyelenggara Pemilu,” ujarnya.
Komentar tentang post