Darilaut – Peneliti Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Rachmat Fajar Lubis, mengatakan, masalah air tanah di Indonesia tidak terlihat, sehingga kita cenderung abai, kita merasa air tanah selalu ada padahal air tanah mempunyai keterbatasan.
Menurut Rachmat permasalahannya sangat nyata di Indonesia. Pertama adalah permasalahan kuantitas. Dari data yang diambil dari satu dasawarsa, data kuantitas terus menurun. Demikian juga dengan debit air.
“Banyak debit air yang terus menurun bahkan banyak yang sudah hilang dan tidak bisa kembali lagi pada kondisi awal,” kata Rachmat,
“Kita mencoba mencari terobosan riset, inovasi dengan teknologi terbaik demikian juga dengan permasalahan kualitas.”
Mudah-mudahan bisa menghentikan penurunan ini minimal stabil dan maksimal bisa kembali ke kondisi awal. Sehingga bisa menggunakan sumber air yang lestari tidak hanya untuk kita tetapi untuk generasi penerus.
Rachmat mengatakan, untuk mengatasi masalah sumber daya air di Indonesia pemerintah Indonesia mencanangkan suatu program yaitu Smart Water Management System (SWMS).
“Hujan, sungai, danau, rawa, gambut, laut dan air tanah menjadi satu kesatuan sistem tata air yang tidak terpisahkan. Mengabaikan salah satu berarti ancaman bagi semuanya,” ujar Rachmat saat webinar memperingati Hari Air Dunia (World Water Day) 2022, Selasa (22/3).
Komentar tentang post