Darilaut – Hingga awal Februari 2023 ini, wilayah Indonesia masih mengalami kondisi La Nina. Fenomena La Nina ini sudah terjadi sejak tahun 2020.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof. Dwikorita Karnawati, mengatakan, dalam periode Februari-Maret 2023 ini, La Nina diprediksi akan segera berakhir dan beralih menuju netral.
Selanjutnya, kata Dwikorita, pada semester kedua tahun 2023 nanti, kondisi netral dan El Nino memiliki peluang yang relatif sama untuk terjadi.
“Kita masih harus menunggu beberapa waktu untuk memastikan bahwa El Nino benar-benar akan hadir tahun ini,” kata Dwikorita, dalam kegiatan Rapat Nasional Prakiraan Musim Kemarau 2023, Selasa (7/2).
Rapat Prakiraan Musim Kemarau 2023 merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan sebagai ajang koordinasi dan sinkronisasi produk prakiraan musim yang dilakukan oleh BMKG Pusat dengan UPT daerah sesuai dengan zona musim masing-masing.
Menurut Dwikorita, peristiwa-peristiwa iklim ekstrim dan anomali atau penyimpangan iklim dapat berpotensi meningkatkan risiko kerugian bagi masyarakat. Misalnya saja, tahun 2020 hingga 2022 kita mengalami La Nina 3 tahun berturut-turut yang berdampak pada iklim basah terus-menerus.
Masyarakat Indonesia saat ini semakin merasakan peranan informasi iklim dari BMKG, hal ini terutama masyarakat yang aktivitas kehidupan serta mata pencahariannya terkait dengan sektor pertanian, ketahanan pangan, pengurangan risiko bencana, energi, kesehatan dan air.
Komentar tentang post