DENGAN menggunakan perahu pelang dan motor tempel, setelah lebaran Idul Fitri, Anis Sengi bersama rekannya melaut ke tengah Teluk Tomini.
Di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 ini, Anis (57 tahun) nelayan asal Tanjung Keramat, Kota Gorontalo itu, melaut untuk menangkap tuna sirip kuning.
Perahu dengan bahan fiberglass dipadu dengan papan di bagian atas berlayar ke lokasi fishing ground (daerah penangkapan ikan) tuna selama sehari.
Untuk menangkap ikan ini, Anis yang sudah 40 tahun sebagai nelayan tuna, menggunakan pancing ulur dengan tali nilon (senar). Metode ramah lingkungan ini dikenal dengan sebutan penangkapan tuna satu per satu.
Selama dua hari berada di perairan Teluk Tomini, Anis dapat menangkap sebanyak enam ekor tuna sirip kuning. Senin (10/6) ikan tuna dengan berat masing-masing 37 kilo gram, 32, 30, 29, 28 dan 28 dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan untuk diproses lebih lanjut.
Dari enam ikan tuna hasil tangkapan Anis tersebut, tiga masuk kategori grade A dan B, sedangkan tiga lainnya C.
Hasil penjualan tuna sirip kuning tersebut sedikitnya Rp 8,7 juta. Dipotong dengan operasional untuk membeli bahan bakar minyak, es balok dan keperluan lain sebesar Rp 1 juta, tersisa Rp 7,7 juta.
Inilah salah satu hasil pendapatan nelayan penangkap tuna satu per satu di Teluk Tomini, bagian dari the coral triangle, yang melaut selama 4 hari dengan menggunakan perahu jenis pelang. Ikan tuna sirip kuning segar ini selanjutnya dieskpor.
Komentar tentang post