Jakarta – Jejak-jejak tumpahan minyak (oil spill) terlihat di sejumlah pantai di Pulau Bintan dan Batam, Kepulauan Riau.
Tim survei Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menemukan jejak itu setelah menyusuri sejumlah lokasi. Seperti di pesisir Batu Merah, Tanjung Pinggir, Turi Beach Resort, Teluk Mata Ikan dan pantai utara Pulau Batam.
Kasus laut yang tercemar minyak sepanjang tahun sering terjadi di Bintan dan Batam. Berbagai upaya telah dilakukan, namun tetap saja tumpahan minyak ini terus terjadi.
Tahun 2018 ini, KKP kembali melakukan survei lokasi. Survei “Kajian Kepekaan Wilayah Perairan Bintan-Batam Terhadap Sebaran Tumpahan Minyak” dengan tim yang diketuai Dr Budhi Gunadharma. Tim dengan anggota, August Daulat MSc, Joko Subandriyo ST, Rizal Fadlan Abida ST, Sari Novita ST dan Armyanda Tussadiah SKel.
Hasil kegiatan survei ini digunakan sebagai bahan penyusunan indeks kepekaan lingkungan di Perairan Bintan dan Batam.
Saat melakukan survei, pada 7 Agustus 2018, tim survei KKP berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Batam dan Dinas Perikanan Kota Batam. Selanjutnya, tim menemui Kepala UPT Dinas Perikanan Batam, Witono.
Dengan koordinasi ini, tim memperolah data dan informasi beberapa kejadian tumpahan minyak. Di perairan Tanjung Bemban dan Turi Beach, akibat tumpahan minyak, kondisi pantai yang tercemar mencakup luasan 650 meter.
Selanjutnya, tim survei menyusur pantai mencari jejak tumpahan minyak di lokasi yang pernah tercemar tumpahan minyak.
Sejumlah warga ditemui di lokasi kejadian menceritakan rentetan tumpahan minyak yang mencemari pantai. Melalui pertemuan dengan warga ini, diperoleh informasi kerugian akibat tumpahan minyak.
Tim kemudian melakukan pengambilan sampel kualitas air. Sampel ini selanjutnya dianalisa tim Pusat Riset Kelautan KKP.*
Komentar tentang post