Palu – Ketua Tim Operasi Kapal Riset Baruna Jaya I Tris Handoyo mengatakan, survei Batimetri untuk mengetahui dan mempelajari fenomena bawah laut di Palu dan Donggala, pascagempa dan tsunami
Kapal Baruna Jaya I dikirim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kapal ini dilengkapi dengan peralatan canggih, seperti perangkat multibeam echosounder. Alat ini untuk menentukan profil permukaan dasar laut dan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas.
Kapal ini memiliki teknologi untuk mendeteksi gambaran morfologi laut Palu dan sekitarnya. Melalui survei ini diharapkan mampu memberi gambaran seutuhnya terkait fenomena apa yang terjadi saat gempa Palu, sehingga ke depan langkah mitigasi bencana dapat dilakukan dengan lebih optimal.
Tim BPPT melakukan survei ini terdiri dari berbagai bidang keahlian, yakni Geologi, Geodesi, Kelautan maupun Kebencanaan. Tim ahli ini berasal dari berbagai instansi seperti BPPT, LIPI, Universitas Hassanuddin dan Universitas Tandulako. Koordinator tim dan penanggung jawab kegiatan riset Dr Udrekh.
Jumlah total personil yang melakukan survei bakti teknologi ini sebanyak 55 orang termasuk anak buah kapal (ABK) KR Baruna Jaya I.
Selain pelaksanaan survei bakti teknologi, tim BPPT juga telah melakukan beberapa kegiatan sosial, antara lain, pengiriman dan distribusi barang maupun logistik bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami Palu- Donggala di Pelabuhan Pantoloan.
Pemetaan Batimetri laut dalam di perairan Teluk Palu-Donggala dan di sebelah utara Teluk. Survei ini untuk mengetahui topografi dasar laut pasca gempa dan tsunami di Donggala-Palu.
Akuisisi data CTD (Conductivity Temperature Depth) untuk mengetahui konduktivitas, temperatur dan tekanan di dasar laut, sesuai dengan lokasi yang sudah ditentukan.
Tim survei juga telah melakukan pengambilan data visual dasar laut melalui wahana ROV (Remotely operated vehicles) di Teluk Palu.*
Komentar tentang post