Menangkap Tuna Sambil Bermain Layang-layang

Nelayan Ololalo, Kota Gorontalo, menangkap ikan tuna sirip kuning di Teluk Tomini dengan alat bantu layang-layang. FOTO: DARILAUT.ID

SIMIN YUNUS (65 tahun) baru saja merapat di Tempat Pelelangan Ikan Tenda, Kota Gorontalo. Dengan menggunakan perahu jenis pelang dan motor tempel, Simin bersama rekannya baru saja menangkap ikan tuna di perairan Teluk Tomini.

Untuk mendapatkan hasil tangkapan tuna, Simin, yang berprofesi sebagai nelayan sejak lulus Sekolah Dasar ini menggunakan layang-layang.

Metode penangkapan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan ini dengan target ikan tuna berukuran besar. Layang-layang ini berfungsi agar umpan pada nilon, tetap berada di permukaan.

Tak ada hasil tangkapan sampingan dengan metode menggunakan alat bantu layang-layang ini.

FOTO: DARILAUT.ID

Umpan yang menyerupai ikan kecil ini biasanya akan dimakan tuna. Cara menangkap ikan ini sangat praktis dengan target tangkapan yang tepat.

Simin tinggal di Ololalo, Leato Selatan, Kota Gorontalo. Di Ololalo, semua nelayan penangkap ikan tuna menggunakan alat bantu berupa layang-layang.

Ikan tuna hasil tangkapan didaratkan di pelelangan Tenda, untuk dijual kepada penampung. Terdapat beberapa penampung ikan tuna di lokasi ini.
Bila ikan ini tidak masuk kategori untuk penampung, tuna hasil tangkapan akan dijual untuk lokal.

Ikan tuna hasil tangkapan nelayan Gorontalo, ada yang dibawa ke Bitung. Adapula yang diekspor langsung ke Jepang, Malaysia dan Singapura.

Menurut Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai KPPBC TMP Gorontalo Stephanus Sugiantoro, sepanjang 2019, Januari hingga April ekspor komoditi tuna dari Provinsi Gorontalo mengalami kenaikan 4,6 kali lipat dibanding bulan April 2018. “Ekspor ini berupa komoditi loin tuna segar,” kata Stephanus.

Berdasarkan dokumen, volume dan nilai, ekspor tuna mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Dari data Bea dan Cukai Gorontalo, ekspor tuna Gorontalo selama 12 bulan pada 2018 dengan nilai Rp 411.599.000 dan 146.254.01 USD atau 23.451,28 kilo gram.

Hasil tangkapan tuna yang berada di Teluk Tomini dan hampir sepanjang bulan, tidak lepas dari penegakan hukum yang terkait dengan Pemusnahan kapal ikan dan rumpon asing pelaku illegal, unreported, and unregulated (IUU) Fishing.

Pemberantasan illegal fishing telah memberikan dampak positif pada sektor kelautan dan perikanan Indonesia.

Dengan ketegasan ini, prestasi Indonesia ditorehkan sebagai negara penyuplai ekspor tuna terbesar di dunia.

FOTO: DARILAUT.ID

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, berkat ketegasan Indonesia dalam memberantas IUU Fishing selama ini, neraca dagang perikanan Indonesia menjadi nomor satu di Asia Tenggara.

Pada triwulan III tahun 2018, PDB perikanan mencapai nilai Rp 59,98 triliun. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 senilai Rp 57,84 triliun.

Sejak Indonesia tegas memberantas IUU Fishing, produksi perikanan terus mengalami peningkatan. Seperti pada triwulan III 2015, produksi perikanan sebanyak 5.363.274 ton mengalami kenaikan 5,24 persen menjadi 5.664.326 ton pada 2016.

Kenaikan kembali terjadi 8,51 persen di periode yang sama di 2017 yaitu sebesar 6.124.522 ton. Pada triwulan III 2018, produksi perikanan kembali meningkat 1,93 persen yaitu mencapai 6.242.846 ton.

Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan PDB dari 6,85 persen di triwulan III 2017 menjadi 3,71 persen di triwulan III 2018, PDB perikanan mengalami peningkatan di setiap kuartal, begitu pula dengan jumlah produksi perikanan.* verrianto madjowa

Exit mobile version