PERUT penyu terbelah. Bagian pencernaan, seperti usus menjulur, panjang. Inilah kondisi beberapa penyu yang ditemukan mati terdampar di pesisir Paloh, Kalimantan Barat.
Mengiris perut penyu untuk mendapatkan telur menjadi cara yang ditempuh pemburu, tanpa harus menunggu sampai selesai bertelur. Ritual penyu bertelur ini biasanya sampai tiga jam lamanya.
World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia mencatat kejadian ini. Marine Species Conservation Coordinator, WWF-Indonesia Dwi Suprapti mengatakan, cara itu dilakukan pemburu telur penyu untuk mengeluarkan telur secara paksa. Biasanya, pemburu akan menunggu sampai selesai penyu bertelur.
Pesisir Paloh sejak dulu sebagai habitat penyu bertelur, terutama jenis penyu hijau (Chelonia mydas). Sepanjang tahun, lokasi ini menjadi target perburuan.
Lokasinya berada di kecamatan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Sarawak – Malaysia dan berada pada pertemuan Laut Cina Selatan dan Laut Natuna.
Terdapat beberapa desa di pesisir Paloh, masing-masing Kalimantan, Malek, Matang Danau, Mentibar dan Nibung. Kemudian, Desa Sebubus, Tanah Hitam dan Temajuk. Panjang pantai di utara Paloh mencapai 6.395,70 km2 atau 4,36 persen luas Kalimantan Barat.
Pantai Paloh memiliki panjang 63 kilometer. Hanya 10 kilometer dengan status sebagai kawasan lindung, yaitu Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing. Sepanjang 53 km sisanya dalam proses pencadangan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) oleh Pemerintah Kabupaten Sambas.
Komentar tentang post