redaksi@darilaut.id
Minggu, 11 April 2021
26 °c
Jakarta
27 ° Sab
27 ° Ming
27 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita Laporan Khusus

Naturalis Alfred Russel Wallace Pernah Merasakan Gempa Dahsyat di Sulawesi, Bagaimana Rasanya?

18 Oktober 2018
Kategori : Laporan Khusus
Wallace

Alfred Russel Wallace. FOTO: REPRO

Gempa yang kuat tidak memberikan kesempatan untuk berpikir atau berharap. Gempa besar merupakan bencana alam paling destruktif dan mengerikan yang dapat melanda manusia (Wallace, 1859).

MASIH ingat dengan Alfred Russel Wallace? Naturalis Inggris yang dikenal dengan sebutan garis Wallacea.
Wallace bukan orang sembarangan. Garis persebaran fauna di Indonesia Wallace yang menetapkan dan diajarkan kepada siswa sejak Sekolah Dasar.

Ia juga sebagai pencetus teori Evolusi sejati. Taksonomi flora dan fauna di Nusantara telah dicatat Wallace. Dengan persebaran, perubahan lempeng dan masa geologis yang dibuat rinci. Wallace juga mengamati suku-suku di Kepulauan Nusantara.

Nah, bagaimana Wallace merasakan sendiri gempabumi di Celebes? Ini yang jarang diketahui dan ditulis tentang catatan perjalanan naturalis ini.

Celebes adalah sebutan untuk pulau Sulawesi di masa itu. Darilaut.id merangkum tulisan bagaimana Wallace merasakan gempa sangat dahsyat di Rurukan, Tomohon, pada 1859.

***

Manado, kota tercantik di timur Nusantara, bagaikan sebuah taman luas. Itulah kesan yang ditulis Wallace ketika tiba di Manado. Sebelumnya, Wallace telah melakukan perjalanan di Timur-Coupang, melewati Banda, Amboyna dan Ternate.

Wallace tiba di Manado, 10 Juni 1859. Di sisi barat dan selatan Manado, terdapat pegunungan dengan ketinggian 6000 atau 7000 kaki. Pemandangan yang luar biasa indah pada bentang alam ini.

Penduduk Minahasa, menurut Wallace, memiliki karakter khusus. Mereka tenang, lembut dan dengan cepat mengadopsi peradaban yang lebih maju.

Pada 22 Juni, Wallace melakukan perjalanan ke Lotta. Dari Lotta, mendaki enam mil dan tiba di dataran tinggi Tondano, di ketinggian 2.400 kaki. Jam satu siang, Wallace tiba di Tomohon, ibukota distrik Tondano.

Setelah bermalam ditempat itu, Wallace menempuh perjalanan ke kampung bernama Rurukan.

“Kampung ini merupakan daerah tertinggi di distrik Minahasa, dan kemungkinan di seluruh Celebes. Di sini saya memutuskan untuk singgah dan melihat pengaruh faktor ketinggian terhadap keadaan zoologi di daerah ini.”

Rurukan terletak di suatu lokasi yang datar. Terdapat jalan menurun, melalui kawasan hutan, menuju Danau Tondano yang indah, dengan gunung berapi dibaliknya.

Rurukan
Pemandangan pagi dari puncak Rurukan. FOTO: DARILAUT.ID

Di satu sisi jalan ada sebuah jurang, yang dibelakangnya terdapat kawasan pegunungan dan pemukiman yang asri. Didekat kampung terdapat perkebunan kopi.

Tana Goyang

“Pada malam hari, 29 Juni, pukul 20.15, ketika saya sedang membaca rumah saya bergetar lemah. Kemudian getaran itu bertambah kuat, dan saya duduk diam untuk merasakan sepenuhnya sensasi itu.

Namun kurang dari setengah menit, getarannya menjadi cukup kuat untuk mengguncangkan kursi tempat saya duduk dan membuat rumah bergoyang seakan-akan hendak roboh.

Teriakan-teriakan terdengar di seluruh penjuru kampung. “Tana goyang! Tana goyang!”

Semua orang lari keluar rumah. Perempuan menjerit dan anak-anak menangis. Saya pun menyadari bahwa saya juga sebaiknya keluar.

Gempa berlangsung kira-kira satu menit. Saya seperti diputar-putar dan hampir merasakan mabuk laut.

Ketika masuk ke dalam rumah, saya menemukan lampu telah jatuh. Penyangga lampu bahkan terlempar dari wadahnya. Gempa tersebut merambat vertikal, dengan kecepatan dan intesitas getaran yang tinggi.

Penduduk setempat, satu dekade sebelumnya, pernah mengalami gempa yang lebih dahsyat. Gempa ini meruntuhkan rumah-rumah dan menewaskan banyak orang.

Selang 10 hingga 30 menit, gempa berskala rendah terus terjadi. Terkadang cukup kuat. Orang-orang berlarian keluar rumah.

Selama dua hari, dua malam berikutnya, getaran terus terjadi. Dalam selang waktu yang singkat dan beberapa kali sehari selama seminggu.

Ini menunjukkan adanya gangguan yang cukup besar dibawah lapisan kulit bumi. Seberapa besar potensi kekuatan gempa tersebut, hanya dapat dirasakan ketika kita melihat ke seberang bukit dan lembah, serta daratan dan pegunungan.

Setelah merasakan gempa, kita akan menyadari bahwa kumpulan massa yang sangat besar tersebut, juga turut terguncang dalam intensitas tertentu. Kita dapat merasakan kekuatan yang jauh mengalahkan gelombang angin dan air yang paling dahsyat sekalipun, namun efek yang ditimbulkan lebih menggetarkan alih-alih mengerikan.

Terdapat misteri dan ketidakpastian mengenai bahaya sesungguhnya dari gempa yang kami rasakan. Imajinasi kami berkembang dan menumbuhkan rasa harap-harap cemas. Namun, perasaan seperti ini hanya berlaku untuk gempa biasa.

Gempa yang kuat tidak memberikan kesempatan untuk berpikir atau berharap. Gempa besar merupakan bencana alam paling destruktif dan mengerikan yang dapat melanda manusia.”

Sumber: Wallace, Alfred Russel. Kepulauan Nusantara: Sebuah Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam. Penerbit Komunitas Bambu, 2009. Judul asli: The Malay Archipelago. Penebit Macmillan and Company, London. 1869.

Tags: GempaSulawesiWallace
Bagikan7TweetBagikanKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Patung kuda dekat pantai, di Kota Palu. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

2 Tahun Tsunami Teluk Palu

28 September 2020
Ilustrasi kapal MV Nur Allya. FOTO: YOUTUBE
Laporan Khusus

Hampir Setahun Kapal MV Nur Allya Hilang Kontak di Laut Halmahera

25 Juli 2020
Kapal MV Nur Allya. FOTO: DOK. DITJEN HUBLA
Laporan Khusus

Survei Kelautan Pencarian Kapal MV Nur Allya di Laut Halmahera

25 Juli 2020
Next Post
Papua Barat

Target, 70 Persen Wilayah Papua Barat Kawasan Konservasi

OOC

Perikanan Berkelanjutan Diusung dalam Penyelenggaraan OOC di Bali

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Minggu, April 11, 2021
Mostly Cloudy
23 ° c
72%
11mh
-%
27 c 18 c
Rab
26 c 17 c
Kam
27 c 17 c
Jum
25 c 16 c
Sab

TERBARU

Gempa Jatim, 6 Meninggal Dunia dan Satu Luka Berat

Tim SAR Evakuasi 138 Jenazah Korban Banjir di NTT, 49 Dalam Pencarian

Gempa M 6,7 Guncang Jatim

Setelah Seroja, Muncul Siklon Tropis Odette

Cuaca Ekstrem di Sejumlah Perairan di Indonesia

Siklon Tropis Seroja Diprediksi Meningkat 24 Jam Ke Depan

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

REKOMENDASI

Gempa Laut Banda Dirasakan III-IV MMI di Saumlaki

Operasi Hari ke 2 Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610

Puting Beliung Merusak Puluhan Rumah di Kabupaten Batubara

KKP Tertibkan Rumpon dan Kapal Ikan Ilegal Filipina

Menteri Susi: Harga Tinggi, Banyak yang Tergoda Selundupkan Benih Lobster

Anomali Iklim La-Nina Sedang Berkembang

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    9 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 0
  • Ingin Tahu Sebaran Ikan Tuna dan Cakalang di Indonesia, Ini Lokasinya

    44 bagikan
    Bagikan 44 Tweet 0
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    16 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 0
  • Apa Itu Nilai Tukar Nelayan

    29 bagikan
    Bagikan 29 Tweet 0
  • Terumbu Karang Indonesia Kategori Buruk 33,82 Persen

    1 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 0
  • Mengenal Ragam Hiu yang Dilindungi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Rantai Pasok Perikanan dan Tantangan yang Dihadapi Nelayan di Indonesia

    2 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Go to mobile version