Survei Kelautan Pencarian Kapal MV Nur Allya di Laut Halmahera

Kapal MV Nur Allya. FOTO: DOK. DITJEN HUBLA

Darilaut – Bila tidak ada aral melintang, survei kelautan untuk pencarian kembali kapal MV Nur Allya di Laut Halmahera, Maluku Utara, akan berakhir pada Minggu 26 Juli 2020, besok.

Upaya pencarian kembali kapal kargo MV Nur Allya dilakukan dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bersama Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan PT Gurita Lintas Samudera (GLS) pemilik kapal MV Nur Allya.

Hal ini sebagai tindak lanjut penandatanganan kontrak kerjasama BPPT melalui Balai Teksurla Survei Kelautan (Bateksurla), KNKT dan PT GLS, awal Juni lalu, di BPPT.

Dalam laman Bppt.go.id, lingkup kerjasama yakni melakukan survei kelautan dalam rangka pencarian kapal MV Nur Allya yang hilang kontak pada Agustus 2019 lalu di perairan Halmahera.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT akan memberikan dukungan penuh untuk pencapaian target kerjasama ini terlebih misi ini adalah mengemban tugas dan tanggung jawab nasional melalui KNKT.

Tentunya keberhasilan survei ini, menurut Hammam, menjadi harapan kita bersama, harapan keluarga korban, harapan pemilik kapal (PT GLS) dan juga harapan bangsa untuk menjawab apa yang terjadi dengan peristiwa ini.

Kapal kargo Nur Allya berbendera Indonesia bermuatan nikel hilang kontak pada 20 Agustus 2019 di Laut Halmahera, Maluku Utara. Kapal milik PT GLS tersebut dengan jumlah awak sebanyak 25 orang.

Kapal berlayar dengan rute Pulau Weda, Maluku Utara tujuan Pelabuan Morosi, Sulawesi Tenggara.

Survei Kelautan

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas mengatakan, survei kali ini menggunakan wahana Kapal Riset Baruna Jaya IV yang dilengkapi beberapa peralatan canggih seperti Multi beam Echosounder (MBES).

Selain itu, Marine Magneto Meter, Side Scan Sonar, USBL, ROV dan peralatan survei lainnya. Survei berlangsung pada 11-26 Juli 2020.

Mengenai keberhasilan Tim Balai Teknologi Survei Kelautan, diantaranya bersama Tim KNKT dan BNPB dengan Baruna Jaya I menemukan Pesawat Lion Air JT610 di Tanjung Karawang, juga berhasil menemukan Air Asia QZ8501 di Perairan Pangkalan Bun.

Keberhasilan lainnya telah menemukan KM. Bahuga Jaya di Selat Sunda dan KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba serta keberhasilan menemukan Bangkai Kapal Perang Dunia II Kerajaan Belanda di Perairan Pulau Bawean.

Setelah hilang kontak Agustus tahun lalu, pencarian dilakukan dengan mengerahkan 21 lembaga dan instansi terkait seperti Basarnas Ternate, Direktorat Komunikasi Basarnas Pusat, Direktorat Polairud Polda Maluku Utara, perusahaan pemilik kapal, dan Bakamla Pusat.

Area pencarian dipusatkan di perairan Maluku Utara, yang menjadi titik koordinat awal kapal tersebut terpantau. Tim juga menyisir perairan laut Obi, Maluku Utara dan perairan Pulau Buru, Maluku. Termasuk menyisir jalur pelayaran kapal di perairan Poge Sanana, Taliabo, dan perairan Morosi.*

Exit mobile version