Terdapat dua kemudi besar di kapal ini yang digantung di bagian belakang balok yang dipasang melintang.
Kemudi tidak diengsel, melainkan diikat (ditahan) dengan rotan. Rotan ini berfungsi untuk menjaga kemudi agar tetap berada di posisi yang diinginkan. Kapal layar ini memiliki 30 sampai 50 anak buah kapal.
Kapal-kapal layar inilah yang digunakan pedagang Bugis Makassar dan Cina untuk mencapai Dobo.
Kapal yang ditumpangi Wallace berlabuh di Dobo, 8 januari 1857. Dobo, ketika itu, menjadi tempat bermukim pedagang Bugis dan Cina. Bandar ini berada di pulau kecil bernama Wamar.

Wallace mencatat seratusan kapal-kapal kecil berlabuh di Dobo. Di dua sisi pulau terdapat tempat berlabuh yang aman dari musim barat dan timur.
Barang dagangan yang dibawa orang-orang Aru, antara lain teripang asap, sirip hiu kering, mutiara, kulit penyu, kulit kerang, ikan.
Komoditi di kepulauan ini seperti mutiara, kerang dan kulit penyu, sarang burung dan teripang menembus pasaran Eropa dan Cina. Mutiara dan kerang mencapai Eropa, melalui saudagar Bugis. Saudagar Cina membawa sarang burung dan teripang, sebagai makanan kesukaan.
Kecuali penyu, hingga kini produksi perikanan tersebut masih menjadi komoditi andalan Kepulauan Aru.
Tercatat dalam data di Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru di 2018, produksi ikan pelagis besar tertinggi jenis tongkol sebanyak 5.694.689 kilo gram (kg). Kemudian hiu (cucut) sebanyak 3.596.484,50 kg, tenggiri 1.755.279 kg, tuna 1.523.820 kg dan cakalang 484.210 kg.
Komentar tentang post