Darilaut – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hari ini Selasa (10/11) membahas tema “Ilmu Kelautan dan Kebumian untuk Keberlangsungan Hidup Manusia dan Lingkungannya”.
Menurut LIPI, isu dan masalah global membutuhkan pengelolaan serius dengan berbasis pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dan inovatif. Ini menjadi tantangan para ilmuan kelautan dan kebumian di dunia untuk memecahkan masalah tersebut.
Isu global terkait pemanasan global, perubahan iklim, serta pencemaran dan degradasi lingkungan yang terjadi di berbagai belahan dunia meliputi wilayah daratan, pesisir, dan lautan telah menjadi perhatian serius masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat Indonesia.
Persoalan ini dibahas LIPI serangkaian dengan Indonesia Science Expo (ISE) 2020 dalam science webinar Talk to Scientists.
Permasalahan global tersebut tidak hanya mengancam keberlangsungan hidup manusia, tumbuhan, dan hewan yang ada di muka bumi dan di dalam lautan. Namun lebih jauh dapat mengancam ketersediaan berbagai sumberdaya alam yang bahkan mungkin belum sempat termanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
Sebagai bagian dari kontribusi hasil penelitian bidang kelautan dan kebumian, LIPI juga akan menggelar International Conference on the Ocean and Earth Sciences (ICOES), pada 18-20 November 2020.
Konferensi ilmiah tersebut akan mengangkat berbagai isu dunia terkait pemanasan global dan perubahan iklim, pencemaran dan degradasi lingkungan daratan, pesisir, dan lautan. Kemudian, dampak yang ditimbulkannya terhadap manusia dan sumberdaya alam yang ada di lingkungan tersebut.
Termasuk pandangan, pemikiran, dan bahkan ide-ide serta solusi dari para ilmuan kelautan dan kebumian dunia terkait bentuk adaptasi dan mitigasi dalam menghadapi berbagai masalah global tersebut.
Berbagai program telah dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengantisipasi masalah global tersebut sebagai upaya mempertahankan kesinambungan hidup manusia dan berbagai sumberdaya alam yang ada di planet bumi ini.
Program-progam tersebut bertujuan untuk menjembatani dan menyamakan pola pikir serta menjalin kerjasama berbagai negara untuk bersama-sama mengatasi permasalahan global tersebut (SDGs 17 Partnership for the Goals) tanpa melupakan aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dari masing-masing negara anggota.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Prof Dr Ocky Karna Radjasa mengatakan, sebagai bagian dari tatanan masyarakat dunia yang beradab dan beretika, para ilmuan kelautan dunia perlu mengetahui, memahami, dan menjalankan program-program yang dicanangkan PBB.
Di antaranya dengan menyelenggarakan dan mengikuti pertemuan ilmiah internasional yang membahas masalah kelautan dan kebumian. Beberapa program global dunia tersebut di antaranya: pertama, UN- Sustainable Development Goal 14: Life Below Water.
Kedua, UN-Decade of Ocean Science for Sustainable Development (2021-2030). Ketiga, UN-Convention on Biodiversity Vision on 2050 “Living in harmoni with nature”. Keempat, Revision United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) related to Biodiversity Beyond National Jurisdiction.
“Program-program ini secara garis besar menjadi acuan untuk mengatasi berbagai masalah global yang berdampak pada keberlangsungan hidup manusia serta lingkungan hidup di sekitarnya termasuk lingkungan kehidupan di daratan, pesisir dan lautan,” kata Ocky.
Komentar tentang post