Darilaut – Bibit pohon malahengo, tanaman khas Gorontalo yang terancam punah, bertumbuh dengan baik di sekretariat Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Gorontalo.
Penanaman bibit malahengo dilakukan Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer, setelah peletakan batu pertama pembangunan sekretariat AMSI Gorontalo di Kelurahan Wongkaditi Barat, Kota Utara, Kota Madya Gorontalo, Sabtu (11/3).
Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer, berharap agar peletakan batu pertama pembangunan Sekretariat AMSI Gorontalo menjadi momentum awal yang baik untuk memperkuat hubungan antara pemerintah dan media siber.
“Saya berharap dapat memajukan media siber di Indonesia khususnya di Provinsi Gorontalo, setelah peletakan batu pertama dan penanaman pohon tidak lama lagi sekretariat dapat dibangun dan segera dapat beraktivitas disini,” ujar Hamka.
Dalam keterangan pers, Ketua AMSI Gorontalo, Verrianto Madjowa, mengatakan, sekretariat tersebut nantinya akan berbentuk rumah pangung yang digunakan sebagai pusat pengembangan seluruh media siber dan pekerja media untuk mengembangkan kualitas media.

“Sehingga nantinya media-media siber dapat memproduksi konten-konten yang baik dengan model bisnis yang sehat,” ujar Verri, usai pelantikan pengurus AMSI Gorontalo, Sabtu (11/3).
Untuk fungsi ekologi, menurut Verri, pohon yang ditanam oleh Penjagub Gorontalo tersebut adalah bibit pohon Malahengo yang merupakan tanaman khas Gorontalo, yang terancam punah.
AMSI berusaha mempopulerkan pohon malahengo agar tidak punah di Gorontalo.
Verri menjelaskan malahengo selain digunakan untuk bahan bangunan rumah, pohon ini menghasilkan buah yang bentuknya seperti anggur.
Sebelumnya, Katib Aam PBNU, KH Ahmad Said Asrori, juga telah menanam bibit pohon malahengo di halaman Rektorat Universitas Negeri Gorontalo, pada Jumat (24/2).
Bila sudah bertumbuh, nantinya buah malahengo berwarna hitam, rasanya manis, dan buahnya mirip anggur.

Hingga saat ini belum ada penelitian mendalam untuk spesies tanaman malahengo. Identifikasi masih sampai genus, Eugenia sp.
Kepala Balai BPDAS dan Hutan Lindung Bone Bolango Heru Permana mengatakan masih perlu penelitian mendalam mengenai pohon malahengo.
“Malahengo masuk kelompok besar jambu jambuan. Hingga saat ini belum bisa teridentifikasi sampai spesies,” ujar Heru.
Koleksi malahengo sudah masuk di Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan. Namun untuk jenis spesifik masih butuh penelitian di lab herbarium yang lebih lengkap.

“Famili sudah ditemukan, untuk spesies penelitian harus lebih detail,” katanya.
Agustus tahun 2022, Balai BPDAS dan Hutan Lindung Bone Bolango telah mengirim spesimen tanaman malahengo ke Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan – Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan dan Kehutanan – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Dr Wening Sri Wulandari, mengatakan, berdasarkan identifikasi, sampel tanaman malahengo dari famili Myrtaceae jenis Eugienia sp. (116).
Pelaksana Pengelola Lab Herbarium Anggi Maulana menjelaskan berdasarkan koleksi, nama ilmiah jenis tersebut adalah Eugenia sp.
Akan tetapi, yang memiliki kemiripan dengan malahengo diduga jenis Eugenia polycephaloides C.B. Rob sinonim dari Syzygium polycephaloides (C.B. Rob) Merr.
Komentar tentang post