Darilaut – Bencana yang berhubungan dengan air terus meningkat dari tahun ke tahun di berbagai wilayah di dunia.
Menurut Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) peringatan dini adalah cara hemat biaya untuk membangun ketahanan di tingkat lokal dan nasional, dan menghindari kemunduran ekonomi yang lebih parah.
Di wilayah Panama, kekeringan telah mengancam Terusan Panama. Air danau yang dibutuhkan untuk mengoperasikan terusan (kanal) ini makin menipis.
Padahal, air ini dibutuhkan untuk kelancaran pengoperasian kanal tersebut.
Data air membantu perencanaan yang dapat membantu mencegah bencana ekonomi.
Melansir Unep.org, data yang mencakup aliran, ketinggian, dan kualitas air yang dikumpulkan oleh negara dan lembaga global, seperti Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), membantu otoritas publik mengelola dan melindungi ekosistem secara lebih efektif. Hal ini memungkinkan penetapan target, perencanaan terperinci, dan penegakan hukum.
Teknologi baru dapat menjadi aset: pembelajaran mesin dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan tumpahan limbah yang tidak diolah dan membantu perusahaan air mengidentifikasi instalasi pengolahan yang tidak berfungsi.
Data air juga dapat mengidentifikasi krisis yang muncul di area yang tidak terduga. Misalnya, data tentang keadaan daerah aliran sungai. Ini merupakan kunci untuk memprediksi dampak pada sistem energi.
Menurut WMO, pada tahun 2020, 87 persen listrik global dihasilkan dari sistem termal, nuklir, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Secara langsung hal ini bergantung pada ketersediaan air.
Sekitar seperempat bendungan PLTA yang ada dan yang direncanakan berada di dalam DAS yang memiliki risiko kelangkaan air sedang hingga sangat tinggi.
Informasi suhu air juga penting. Pembangkit listrik tenaga nuklir di Prancis harus mengurangi produksinya tahun lalu ketika air sungai menjadi terlalu panas untuk tujuan pendinginan.
Pemantauan juga dapat membantu negara mengurangi polusi plastik di sungai, yang di banyak tempat telah mencapai tingkat krisis.
Sebuah sistem peringatan yang dikembangkan oleh Pusat UNEP-DHI menyurvei semua sistem sungai utama di dunia, membantu para peneliti mengidentifikasi titik-titik polusi.
Pengambilan sampel air limbah juga dapat membantu mengidentifikasi munculnya penyakit. Karena mikroorganisme sering berpindah dari manusia ke sistem air, para ilmuwan telah lama menggunakan air limbah untuk melacak polio.
Dalam beberapa tahun terakhir ini digunakan untuk mendeteksi kemungkinan gelombang Covid-19.
“Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi ledakan bencana terkait iklim dan alam, tetapi juga terjadi ledakan data,” kata kata Kepala Cabang Kelautan dan Air Tawar UNEP, Leticia Carvalho.
“Tantangannya sekarang adalah analisis data air yang efektif bagi pembuat kebijakan di semua negara untuk membantu orang merencanakan, beradaptasi, dan memitigasi ancaman terhadap ekosistem darat dan laut serta mendorong pembangunan berkelanjutan.”
Untuk melawan dampak polusi yang meluas pada masyarakat, UNEP meluncurkan #BeatPollution. Sebuah strategi untuk tindakan cepat, berskala besar, dan terkoordinasi melawan polusi udara, tanah, dan air.
Strategi tersebut menyoroti dampak polusi terhadap perubahan iklim, hilangnya alam dan keanekaragaman hayati, serta kesehatan manusia.
Melalui pesan berbasis sains, kampanye ini menunjukkan betapa pentingnya transisi ke planet bebas polusi bagi generasi mendatang.
UNEP juga memberikan dukungan teknis kepada pemerintah dan membantu mereka mengakses keuangan untuk membangun ketahanan iklim, termasuk melalui layanan peringatan dini iklim.
Selain itu, organisasi berfungsi sebagai pemelihara tiga indikator di bawah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6 yang melacak keadaan ekosistem air tawar.
UNEP dan mitra mendukung pengambilan keputusan seputar badan air dan sumber daya, termasuk pemantauan banjir dan kekeringan. UNEP juga mendukung proyek pembangunan ketahanan yang berkaitan dengan air.
Di Rwanda, UNEP telah mengerjakan proyek yang didanai Fasilitas Lingkungan Global untuk membangun sistem kesiapsiagaan bencana.
Para ahli mendorong sistem peringatan dini saat bencana yang berhubungan dengan air meningkat di berbagai wilayah di dunia. Bencana yang berhubungan dengan air adalah bom waktu ekologis.
Pada pertengahan 2022, ganggang beracun mulai menyebar dengan cepat melalui Sungai Oder, yang sebagian melintasi perbatasan antara Jerman dan Polandia.
Alga spesies Prymnesium parvum biasanya hidup di perairan payau dekat garis pantai.
Tapi limpasan air asin dari lokasi industri, dan lebih terkonsentrasi pada permukaan air yang rendah, menyelimuti bentangan besar salah satu saluran air terpanjang di Eropa.
Itu sebabnya, sistem peringatan dini sangat diperlukan sebagai cara untuk berhemat biaya untuk menghindari kemunduran ekonomi yang lebih parah.
Komentar tentang post