Menurut WMO, pada tahun 2020, 87 persen listrik global dihasilkan dari sistem termal, nuklir, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Secara langsung hal ini bergantung pada ketersediaan air.
Sekitar seperempat bendungan PLTA yang ada dan yang direncanakan berada di dalam DAS yang memiliki risiko kelangkaan air sedang hingga sangat tinggi.
Informasi suhu air juga penting. Pembangkit listrik tenaga nuklir di Prancis harus mengurangi produksinya tahun lalu ketika air sungai menjadi terlalu panas untuk tujuan pendinginan.
Pemantauan juga dapat membantu negara mengurangi polusi plastik di sungai, yang di banyak tempat telah mencapai tingkat krisis.
Sebuah sistem peringatan yang dikembangkan oleh Pusat UNEP-DHI menyurvei semua sistem sungai utama di dunia, membantu para peneliti mengidentifikasi titik-titik polusi.
Pengambilan sampel air limbah juga dapat membantu mengidentifikasi munculnya penyakit. Karena mikroorganisme sering berpindah dari manusia ke sistem air, para ilmuwan telah lama menggunakan air limbah untuk melacak polio.
Dalam beberapa tahun terakhir ini digunakan untuk mendeteksi kemungkinan gelombang Covid-19.
“Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi ledakan bencana terkait iklim dan alam, tetapi juga terjadi ledakan data,” kata kata Kepala Cabang Kelautan dan Air Tawar UNEP, Leticia Carvalho.
Komentar tentang post