Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meninjau langsung lokasi tumpahan minyak di pesisir pantai utara Jawa di Karawang, Jawa Barat hingga Kepulauan Seribu. Peninjauan ini dilakukan dengan menggunakan helikopter Kamis (1/8) pagi.
Pada Jumat (12/7) lalu, anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pantai Utara Jawa Karawang, Jawa Barat, mengalami kebocoran.
Menurut Susi masyarakat tidak perlu khawatir karena institusi pemerintah terkait, baik Pertamina sebagai perusahaan negara maupun sejumlah kementerian/lembaga (K/L) seperti KKP dan KLHK, dan Kementerian ESDM akan menanggulangi dampak dari perisitiwa ini hingga tuntas.
“Peristiwa ini sebetulnya kecelakaan, musibah yang tidak kita harapkan namun terjadi. Untuk peristiwa di Karawang saya tidak begitu khawatir karena Pertamina sebagai perusahaan negara juga akan menanganinya dengan baik,” ujar Susi, saat konferensi pers Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Pertamina terkait perkembangan penanganan tumpahan minyak serta dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (1/8).
Hadir dalam konferensi pers ini Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Meidawati dan jajaran Eselon I lingkup KKP.
Menteri Susi memastikan bahwa stakeholders sekitar yang terdampak, utamanya nelayan, petambak, dan warga pesisir akan mendapatkan kompensasi dari Pertamina bekerjasama dengan K/L terkait.
“Tentunya, stakeholder-stakeholder yang dirugikan juga akan mendapatkan recovery atau kompensasi,” katanya.
Kendati demikian, Menteri Susi berharap agar ke depannya Pertamina menyediakan lebih banyak oil boom untuk meminimalisir penyebaran minyak apabila terjadi peristiwa serupa.
“Mungkin ini menjadi pelajaran bagi kita semua ke depan, oil boom itu mungkin kita harus punya stok lebih banyak. Karena kalau menangani lebih cepat dengan oil boom, lebih banyak liquid ini tidak akan sampai ke pinggir,” ujar Susi.
Susi juga menyarankan agar pihak Pertamina dapat menyediakan command center untuk mengatur lalu-lintas kapal agar penanganan dapat dilakuan dengan lebih cepat.
“Kapal-kapal untuk menangkap tumpahan minyak sudah cukup banyak, mungkin bisa lebih dimaksimalkan dari command center-nya Pertamina dalam menjangkau minyak yang luput dari oil boom,” katanya.
Sebagai tindak lanjut dari perisitiwa tumpahan minyak ini, KKP bersama Pertamina dan K/L terkait lainnya akan terus melakukan segala upaya penanggulangan secara optimal hingga tuntas. Pemulihan ini tentu akan memakan waktu yang tidak sedikit yakni minimum 6 bulan karena dampak lingkungan yang mungkin timbul ke depannya harus diantisipasi secara terus menerus.
“Pasti akan ada terus-menerus program konservasi dan recovery dari dampak yang ditimbulkan oleh oil spill ini. Kita harapkan recovery secara fisik dapat terjadi dengan cepat, as best as we can yang bisa kita usahakan,” ujarnya.*
Komentar tentang post