Darilaut – Sejumlah bangunan di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kerusakan karena gempa berkekuatan magnitudo (M6,4), pada Jumat (30/1) malam. Gempa laut tersebut berpusat di selatan Jawa, Samudra Hindia.
Hasil analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi – Kementerian ESDM, kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi yang terletak pada bagian atas megathrust.
Sesar aktif pada zona ini pada umumnya merupakan sesar naik, kata Pusat Vulkanologi.
Informasi dari Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY, peristiwa gempa bumi ini telah menyebabkan terjadinya bencana berupa kerusakan bangunan di Kecamatan Kasihan, Bantul dan Pleret, Kabupaten Bantul serta kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul.
Guncangan gempa bumi di daerah selatan Bantul dan Kulon Progo diperkirakan terasa pada skala intensitas IV-V MMI (Modified Mercally Intensity), di Kota Yogyakarta dan sleman terasa pada skala III-IV MMI.
Data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, namun diperkirakan tidak mengakibatkan terjadinya deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Gempa bumi ini terjadi pada hari Jumat, 30 Juni 2023, pukul 19:57:43 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 110,08 BT dan 8,63 LS.
Pusat gempa berjarak sekitar 87,1 km barat daya – selatan Kota Bantul, dengan magnitudo (M6,4) pada kedalaman 25 km.
Informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 109,041 BT dan 8,674 LS dengan magnitudo (M 5,8) pada kedalaman 85,7 km.
Lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi, menurut Pusat Vulkanologi, adalah daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Morfologi daerah tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian utara.
Wilayah pantai daerah tersebut secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E). Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunungapi muda, serta batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen (batupasir, batulempung, batulanau, batugamping).
Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.
Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, kata Pusat Vulkanologi, morfologi perbukitan tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Pusat Vulkanologi merekomendasikan, pertama, kepada masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Kedua, bangunan di daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
Ketiga, karena wilayah bagian selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus lebih ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.
Keempat, kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) yaitu : retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui akun Twitter @DaryonoBMKG menjelaskan hasil monitoring BMKG hingga pukul 21.30 WIB menunjukkan adanya 20 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan rentang magnitude 3,0 – 4,2.
Komentar tentang post