Pertamina juga telah mengirimkan tim tanggap darurat, penanggulangan, dilanjutkan dengan menerjunkan 7 tim ahli. Para ahli ini berasal dari berbagai sektor. Tapi insiden tersebut belum berhasil diatasi.
Ahmad mengatakan, sumur tersebut dioperatori PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang terletak dua kilometer dari perairan pantai utara Jawa, Karawang.
Menurut Kepala KSOP Kelas IV, Capt Herbert Marpaung, pihaknya telah mengerahkan kapal patroli KNP 355 ke lokasi kejadian. Selain itu, dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas I Tanjung Priok, kapal patroli KN Jembio dan KN Alugara juga dipersiapkan untuk diberangkatkan menuju lokasi kejadian.
Setelah mendapatkan laporan dari PT PHE pada 18 Juli 2019, KSOP Kepulauan Seribu segera mengaktifkan tim penanggulangan musibah tumpahan minyak. Kemudian membentuk Pos Komando (Posko) dan mengistruksikan Terminal Khusus di wilayah kerja Kepulauan Seribu untuk bersiapsiaga dan memberikan bantuan terhadap insiden tersebut.
Pada Sabtu (20/7), tim Ditjen Perhubungan Laut telah melakukan peninjauan lapangan melalui udara bersama Tim PHE dan stakeholder terkait. Selanjutnya, menuju crisis center PHE ONWJ guna berkoordinasi, serta mendapatkan info lanjut tentang tahapan-tahapan penanganan tumpahan minyak, strategi penanganan platform dan strategi penutupan sumur.
Komentar tentang post