Minyak Hati Hiu Berjemur Mengandung Squalene Berkadar Tinggi

Minyak hati mengandung squalene berkadar tinggi yang digunakan di bidang kesehatan dan kosmetika juga digunakan sebagai pelumas mesin. FOTO: ENVIRONMENT.GOV.AU

Darilaut – Ikan hiu bukan hanya diburu untuk diambil siripnya. Minyak pada hati ikan hiu sudah lama dikenal digunakan untuk bidang farmasi.

Dalam bidang farmasi, squalene, banyak dihasilkan melalui proses ekstraksi minyak ikan, terutama minyak hati ikan hiu. Meski pun squalene ini adalah senyawa organik yang terdapat di dalam tubuh manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

Pada manusia, senyawa ini dibentuk oleh organ hati dan bersirkulasi di dalam darah. Squalene merupakan senyawa isoprenoid alami.

Squalene yang dikombinasikan dengan bahan lain di dalam produk perawatan kulit, berguna untuk melembapkan kulit yang kering. Hal ini karena squalene merupakan salah komponen yang membentuk minyak pada kulit.

Selain itu, suplemen squalene juga dipercaya sebagai antioksidan yang bermanfaat untuk mengatasi kolesterol tinggi, dengan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), serta menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida.

Suplemen ini dapat melindungi kulit dan sedang diteliti efeknya untuk pengobatan kanker. Squalene dapat ditemukan pada berbagai macam produk makanan, kosmetik, obat komersil, suplemen kesehatan dan sebagai komponen tambahan pada vaksin untuk meningkatkan respon imunitas.

Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Salah satu yang memiliki kandungan squalene tinggi spesies hiu berjemur (Basking Shark) atau Cetorhinus maximus. Publikasi yang diterbitkan Environment.gov.au mengenai Cetorhinus maximus, minyak hati mengandung squalene berkadar tinggi.

Bahan ini digunakan di bidang kesehatan dan kosmetika, seperti krim kulit dan tangan. Selain itu, squalene juga digunakan sebagai pelumas mesin.

Lembar publikasi Cetorhinus maximus tersebut dibuat dalam 6 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

Berdasarkan kategori status konservasi Red List IUCN (The International Union for Conservation of Nature, Uni Internasional untuk Konservasi Alam), hiu berjemur termasuk spesies yang rentan (Vulnerable). Status rentan ini diberikan untuk spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar (lautan) di masa yang akan datang.

Bila perburuan dan perdagangan hiu berjemur terus berlangsung, maka spesies ini terancam akan punah.

Adapula yang menjadi catatan penting, untuk penggunaan squalene secara umum. Platform kesehatan Alodokter.com dan Sehatq.com mengingatkan efek samping penggunaan squalene. Terdapat laporan suplemen squalene dari ekstrak minyak hati ikan hiu dapat memicu timbulnya pneumonia bila terhirup.

Suplemen squalene yang mengandung minyak hati ikan hiu, umumnya memiliki bau dan rasa yang tidak enak.

Selain itu, produk perawatan kulit, baik karena squalene atau bahan lain yang terkandung di dalamnya berisiko menimbulkan reaksi alergi atau iritasi pada kulit.*

Sumber: Environment.gov.au, Alodokter.com dan Sehatq.com

Exit mobile version