Darilaut – Gempabumi berkekuatan magnitudo (M) 6,6 yang mengguncang Banten pada Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB menjadi penanda bahwa Indonesia termasuk wilayah yang rentan bencana gempabumi dan tsunami.
Perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko, mengatakan, gempa yang terjadi di Banten ini mengingatkan adanya potensi ancaman di Selatan Jawa, Selat Sunda, Sumatera, dengan potensi Megatrust.
Gempabumi Banten yang berpusat di Selat Sunda Jumat (14/1) tidak menimbulkan tsunami.
“Gempa bumi tersebut terjadi di daerah yang disebut sebagai seismic gap, yaitu zona yang selama ini tidak menunjukkan adanya aktivitas seismik,” ujar Doktor yang pernah meneliti potensi gempa bumi megatrust dan tsunami di Selatan Jawa tersebut, Minggu (16/1).
Widjo mengatakan potensi gempabumi megatrust Selat Sunda adalah M8,7. Namun bisa saja lepasnya bersamaan dengan segmentasi di atasnya, yaitu megathrust Enggano, dan di sebelah timur megathrust Jawa Barat-Tengah. Jika hal ini terjadi, maka magnitudo gempa bumi bisa mencapai 9 atau lebih.
“Potensi yang demikian energinya mirip gempa bumi dan tsunami Aceh 2004. Namun, karena secara umum kedalaman laut di daerah sumber gempa lebih dalam dibandingkan dengan yang kejadian 2004, maka berdasar perhitungan model, secara saintifik tsunami yang terjadi bisa lebih tinggi dari Aceh,” katanya.
Komentar tentang post