Darilaut – Komoditi terbanyak muatan balik yang diangkut kapal Tol Laut adalah kayu, kopra, rumput laut, batang pohon kelapa, dan arang.
Adapun muatan berangkat terbanyak yang diangkut kapal Tol Laut di antaranya semen, beras, air mineral, dan minuman ringan.
Program tol laut melayani 33 trayek dengan mengoperasikan 32 kapal yang menyinggahi 130 pelabuhan.
Tol Laut diharapkan dapat meningkatkan distribusi dan menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok, barang penting dan barang lainnya dengan biaya pengiriman logistik yang lebih murah dari pelabuhan pangkal sampai daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (T3P).
Upaya ini diharapkan dapat mengurangi disparitas harga hingga menjaga stabilitas harga jual barang yang diangkut oleh kapal Tol Laut di daerah T3P.
“Kita akan terus mengupayakan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan pembangunan infrastruktur guna mendorong geliat pertumbuhan perekonomian, meningkatkan investasi dan memperkuat kedaulatan di wilayah perbatasan Indonesia,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut – Kementerian Perhubungan, Capt. Hendri Ginting, dalam acara rapat koordinasi Tol Laut, Selasa (23/8) – Rabu (24/8)
Ginting mengatakan Kementerian Perhubungan telah melaksanakan konektivitas multimoda dalam mengakomodir pola perdagangan baru yang muncul dengan melibatkan Jembatan Udara dan subsidi Angkutan Darat.
Dengan demikian, masyarakat di wilayah pegunungan Papua dapat memesan bahan pokok dari Surabaya dan dapat diterima langsung di wilayah pegunungan Papua dengan biaya distribusi yang lebih murah.
Selain itu, saat ini Kementerian Perhubungan juga telah melakukan inovasi dan terobosan dalam rangka Ketahanan Pangan Nasional. Salah satunya dengan membuat pola perdagangan baru dari wilayah pusat pangan baru (food estate) seperti Merauke ke wilayah Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Untuk kelancaran distribusi logistik, menurut Ginting, diperlukan adanya optimalisasi kinerja kapal Tol Laut di pelabuhan dan pengawasan barang dari pelabuhan bongkar sampai dengan hinterland.
Untuk itu, kata Ginting, telah diterbitkan Perpres Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang dari dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan.
Ginting menjelaskan program Tol Laut saat ini telah didukung oleh aplikasi yang mempermudah pelaku usaha dalam melakukan proses pemesanan hingga pengiriman barang.
Selain itu, melakukan kerja sama aplikasi SITOLAUT dengan BRISTORE dengan sistem end to end user untuk memberikan kemudahan dan memperlancar distribusi dan sistem pembayaran ke masyarakat.
Sepanjang tahun 2022, muatan Tol Laut mengalami kenaikan sebesar 21 persen, dibandingkan capaian semester I tahun lalu.
Hasil evaluasi semester 1 tahun 2022, pelaksanaan penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut telah mengangkut muatan sebanyak 13.110 Teus. Artinya, dengan jumlah muatan tersebut, terjadi kenaikan sebesar 21% dan capaian voyage 29%.
“Ini berarti terdapat peningkatan kinerja Tol Laut, di mana tahun ini lebih efektif jika dibandingkan dengan capaian semester 1 (satu) pada tahun lalu,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha.
Komentar tentang post