Jakarta – Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang mengalami penurunan periode Oktober-November 2019 karena sistim logistik ikan belum optimal. Sistem logistik yang ada saat ini belum terlaksana dengan baik untuk menjadi buffer (penyangga) dalam menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga ikan yang berdampak pada tingkat kesejahteraan nelayan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, periode Oktober-November terjadi penurunan NTN sebesar 0.53 persen dari 114,28 pada bulan Oktober turun menjadi 113,67 persen pada bulan November 2019.
Penurunan ini antara lain dipicu oleh masuknya musim ikan cakalang dan lemuru sehingga hasil tangkapan dan produksi nelayan meningkat tapi harga jual rendah.
Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) – Indonesia, Moh Abdi Suhufan mengatakan, penurunan NTN disebabkan karena turunnya harga jual cakalang karena produksi yang meningkat, serta harga cakalang di pasar internasional yang juga sedang turun.
“Tekanan harga ikan saat ini terjadi karena pengaruh internal dan eksternal,” kata Abdi, Minggu (8/12).
Sejauh ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak memiliki mitigasi yang cukup untuk menjaga stabilisasi harga karena sistim logistik ikan belum berjalan optimal.
“Ada rantai yang putus dari sistim tata niaga ikan sehingga pada musim ikan harga jatuh dan pada musim paceklik harga tinggi,” ujar Abdi.
Komentar tentang post