Jakarta – Sabtu (29/12) pagi tadi, tidak ada lagi dentuman akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau. Hal ini berdasarkan rekaman seismik Pos Pengamat Gunungapi Pasauran.
Jumat (29/12) kemarin, pukul 14.18 WIB, dengan cuaca yang lebik baik, diketahui bahwa tinggi Gunung Anak Krakatau telah menyusut.
Sebelumnya Anak Krakatau diperkiraan dengan tinggi 338 meter di atas permukaan laut (dpl), kini hanya sekitar 110 m dpl.
Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Antonius Rardomopurbo (Purbo) mengatakan, sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadinya 14 kali per menit dentuman (saat tipe letusan strombolian) pada tanggal 24 hingga 27 Desember. “Saat ini sudah tidak ada,” kata Purbo, Sabtu (29/12).
Dengan karakteristik seperti itu, letusan yang terjadi diperkirakan akan bertipe Surtseyan. Ini didukung fakta bahwa kawah Gunung Anak Krakatau posisinya semakin dekat dengan permukaan laut, sehingga magma yang keluar bersetuhan dengan air laut dan menghasilkan asap.
“Letusan surtseyan ini posisinya di permukaan, potensinya sangat kecil memicu tsunami, kecuali ada reaktivasi struktur cesar Selat Sunda,” kata Purbo.
Dari Pos PGA Pasauran, posisi puncak Gunung Anak Krakatau saat ini lebih rendah di banding Pulau Sertung yang menjadi latar belakangnya. Sebagai catatan, Pulau Sertung tingginya 182 meter sedangkan Pulau Panjang 132 meter.
Komentar tentang post