Panen Perdana Udang Vaname di Kelurahan Mangunharjo

Panen perdana demplot budi daya udang vaname dengan teknologi semi intensif skala rumah tangga di Kelurahan Mangunharjo . FOTO: DHENY SETYAWAN /YKAN)

Darilaut – Kelompok budidaya ramah lingkungan melakukan panen perdana udang vaname di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Panen perdana demplot (demonstrasi plot) dikembangkan dengan teknologi semi intensif skala rumah tangga. Metode ini untuk mendorong praktik budidaya udang yang ramah lingkungan agar kelestarian mangrove dan lingkungan pesisir tetap terjaga.

“Program demplot tambak udang vaname semi intensif ini sangat membantu masyarakat, karena metodenya cukup mudah untuk dipelajari, dan hasilnya maksimal,” kata Ketua Kelompok Mina Usaha Mandiri Irfan, Selasa (22/9).

Dulu, kata Irfan, saat panen biasanya hanya memperoleh 50 kg untuk tambak seluas 1200 meter persegi.

Sejak didampingi Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara menggunakan teknologi semi intensif skala rumah tangga, hasilnya bisa 600 kg sekali panen pada tambak yang sama. Selain itu, kelestarian lingkungan tetap terjaga.

“Bahkan kini sudah banyak petambak dan kelompok-kelompok lain yang ingin belajar tentang teknik budi daya ini,” kata Irfan.

Hari ini, Selasa (22/9), kelompok petambak di Kelurahan Mangunharjo, dengan dukungan YKAN, BBPBAP Jepara, PT Djarum dan PT 3M menggelar acara “Panen Perdana Demplot Budi Daya Udang Vaname dengan Teknologi Semi Intensif Skala Rumah Tangga.”

Acara digelar dengan mengikuti protokol Covid-19 yang merupakan bagian dari program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA).

MERA adalah platfom nasional multipemangku kepentingan untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, menjaga sumber daya dan aset alam, serta mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan berbasis kajian ilmiah.

Kelurahan Mangunharjo sebelumnya termasuk salah satu sentra perikanan di Kota Semarang. Pada masa jayanya, tambak di Mangunharjo menghasilkan ikan bandeng, kakap, udang windu, udang vaname, udang alam (udang putih dan udang bintik) dan kepiting.

Sebagian besar masyarakat Kelurahan Mangunharjo bermata pencaharian sebagai pembudi daya ikan dan nelayan.

Namun, sejak beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan produksi hasil tambak. Ini terjadi karena kondisi lingkungan, terutama biofisika, kimia tanah, dan air, serta kemampuan para petambak dalam mengembangkan budi daya air payau.

Untuk mengatasi hal tersebut, sejak November 2019, YKAN bekerja sama dengan BBPBAP Jepara melakukan pengembangan demplot budi daya air payau.

Kegiatan ini melibatkan tiga kelompok petambak yang ada di wilayah tersebut, yaitu Kelompok Mina Usaha Mandiri, Kelompok Rejo Mulyo, dan Kelompok Kali Santren.

Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharjo, mengatakan kerja sama yang dilakukan oleh YKAN dan BBPBAP Jepara berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan sawah dan tambak yang sudah tidak produktif dengan teknologi semi intensif dan skala rumah tangga secara berkelanjutan.

Menurut Sugeng, metode ini cocok dikembangkan karena bersifat ramah lingkungan. Hal ini seiring dengan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian mangrove dan lingkungan pesisir.*

Exit mobile version