Jakarta – Pascatsunami pada Sabtu (22/12) malam di Selat Sunda, aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tetap tinggi. Secara visual gunungapi terlihat jelas tertutup kabut.
Teramati asap kawah utama berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas tipis hingga tebal. Dengan tinggi sekitar 500 meter dari puncak dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan barat daya. Kegempaan masih didominasi oleh tremor menerus dengan amplitudo mencapai 32 mm (dominan 25 mm).
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda hingga (27/12) pagi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) meningkatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung pukul 06.00 WIB.
Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo mengatakan, peningkatan status ini didasarkan pada hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 27 Desember 2018 pukul 05:00 WIB.
“Sehubungan dengan tingkat aktivitas Level III (Siaga) tersebut, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer dari kawah,” kata Purbo dalam siaran pers, Kamis (27/12).
Saat hujan abu turun, menurut Purbo, masyarakat diminta untuk mengenakan masker dan kacamata bila beraktivitas di luar rumah.
Komentar tentang post