Meskipun kemajuan-kemajuan ini memungkinkan penyebaran informasi secara massal, kemajuan-kemajuan ini juga memfasilitasi penyebaran misinformasi, disinformasi, dan ujaran kebencian yang dilakukan oleh berbagai aktor dengan volume, kecepatan, dan viralitas yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga membahayakan integritas ekosistem informasi.
Menurut PBB, risiko-risiko tersebut mencakup berbagai ancaman saat ini, yang akan muncul, dan yang akan datang di tengah terobosan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI).
Terkikisnya integritas ruang informasi dapat melemahkan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan hak asasi manusia dan dapat menghambat upaya mencapai perdamaian, kemakmuran, dan masa depan yang layak huni di planet kita.
Dengan cara ini, menurut PBB, tugas memperkuat integritas informasi menghadirkan salah satu tantangan paling mendesak di zaman kita. Integritas informasi mencakup ruang informasi pluralistik yang memperjuangkan hak asasi manusia, masyarakat damai, dan masa depan berkelanjutan.
Hal ini mengandung janji akan era digital yang menumbuhkan kepercayaan, pengetahuan, dan pilihan individu bagi semua orang.
Mempromosikan integritas informasi melibatkan pemberdayaan masyarakat untuk menggunakan hak mereka untuk mencari, menerima dan menyebarkan segala jenis informasi dan gagasan serta untuk mempunyai pendapat tanpa campur tangan. Dalam lingkungan informasi digital yang semakin kompleks, hal ini berarti memungkinkan individu untuk menavigasi ruang informasi dengan aman, dengan privasi dan kebebasan.