Pemasangan Sistem Peringatan Dini Tsunami di Lombok Tengah Desember 2020

Rute evakuasi tsunami. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan pemasangan sistem peringatan dini tsunami di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada Desember 2020.

Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi bahaya tsunami dengan kategori kelas sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, lebih dari enam ribu jiwa merupakan populasi terpapar di satu kecamatan.

Dilihat dari potensi gempa bumi, populasi terpapar di kabupaten ini mencapai lebih dari 430 ribu jiwa yang tersebar di 12 kecamatan.

Pemasangan sistem peringatan dini tsunami ini merupakan usulan yang diajukan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah kepada BNPB.

Pemasangan alat dari sistem ini akan dilakukan di kawasan Mandalika. Dalam implementasi sistem tersebut, BNPB bekerja sama dengan Universitas Mataram (Unram). Kerja sama antara dua pihak pun telah dilakukan setelah ditandatanganinya perjanjian kerja sama (PKS) pada Kamis lalu (17/9).

Saat melakukan penandatanganan PKS, Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya mengatakan tujuan utama dari pemasangan sistem peringatan dini adalah untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Menurut Afrial, pemasangan instrumentasi peringatan dini bencana ini dapat menstimulus pemerintah daerah agar terpacu untuk memenuhi kebutuhan instrumentasi peringatan dini di wilayahnya, dengan menggunakan anggaran sendiri sehingga kerugian jiwa, harta dan benda dapat dihindari maupun dikurangi.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Unram Akmaluddin menyambut baik kerja sama antara Unram dan BNPB sekaligus untuk terus mendorong inovasi-inovasi baru dari Unram di bidang kebencanaan.

Unram berkomitmen untuk terus mengawal operasional sistem yang akan dipasang ini dan terus mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk menjawab tantangan ke depan.

Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan mengacu kepada protokol Covid-19 yang ada.
BNPB berharap bahwa sistem peringatan dini tsunami ini dapat mendukung kesiapsiagaan masyarakat setempat. Masyarakat setempat sendiri, seperti di Desa Kuta, pernah melakukan geladi evakuasi pada 2015 lalu.

Pada 2018 lalu, sebanyak tiga desa di kabupaten ini yang berstatus sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana), seperti Desa Karang Sidemen, Aik Berik dan Kuta.*

Exit mobile version