Jakarta – Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen pada tahun 2025, salah satunya ghost gear atau jaring hantu.
Hal ini dikatakan Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Basilio Dias Araujo, saat membuka Workshop on the Best Practices to Prevent and Reduce Abandoned, Lost or Otherwise Discarded Fishing Gear (ALDFG) di Kuta, Bali 8 hingga 11 Juli 2019.
Workshop ini kerjasama sama Kemenko Bidang Kemaritiman dengan FAO (Food and Agriculture Organization), Global Ghost Gear Initiative (GGGI), European Union, Ocean Concervancy, dan World Animal Protection.
Menurut Basilio, pemerintah bersedia menjadi tuan rumah sesuai dengan komitmennya untuk mengurangi sampah plastik di laut.
ALDFG disebut juga sebagai ‘ghost gear’ atau jaring hantu adalah alat penangkap ikan yang telah ditinggalkan nelayan atau hilang di tengah laut. ALDFG yang bahan utamanya berasal dari plastik merupakan komponen sampah laut yang jumlahnya cukup signifikan.
Alat ini memberikan dampak yang sangat luas kepada ekosistem laut, sumber daya perikanan, dan masyarakat pesisir karena dapat menjerat spesies target maupun non-target (‘ghost-fishing’). Selain itu, dapat membunuh hewan-hewan laut, termasuk ke dalamnya adalah spesies yang dilindungi, dan spesies ikan yang bernilai komersial tinggi.
Komentar tentang post