Darilaut – Mengantisipasi dampak kemarau panjang dan angin kencang pemerintah Kota Gorontalo menerapkan mitigasi dan sejumlah strategi untuk menekan kerugian warga.
Wali Kota Gorontalo Marten Taha, mengatakan, untuk mitigasi, pertama, pemerintah Kota Gorontalo mendirikan posko bencana kekeringan di BPBD Kota Gorontalo. Posko ini setiap saat menerima laporan dari masyarakat apabila terjadi dampak kekeringan.
Kedua, kesiap siagaan armada tangki air untuk pasokan air bersih apabila ada satu wilayah yang mengalami kekurangan air bersih.
Ketiga, kata Marten, menyosialisasikan serta memublikasikan adanya potensi-potensi yang bisa terjadi bencana kekeringan, misalnya kebakaran lahan atau kebakaran rumah.
Bencana kebakaran lahan dan tanah tercatat 12 lokasi. Dengan rata-rata kebakaran terjadi di halaman pekarangan baik pekarangan depan maupun belakang serta satu lokasi pertanian.
Sementara, kebakaran rumah mencapai 24 kasus, dengan periode terbanyak terjadi di bulan Juni dan Juli, awal musim kemarau.
Marten mengatakan saat ini bukan hanya kekeringan yang menjadi masalah di masyarakat. Namun juga angin kencang yang memberi efek bagi mereka yang tinggal di kawasan garis pantai.
Angin kencang di beberapa kelurahan di Teluk Tomini mengakibatkan pendapatan para nelayan menurun karena sebagian tidak bisa melaut.
Sejumlah bantuan diberikan untuk membantu masyarakat agar tidak terlalu terbebani dengan krisis yang ada.
“Secara sistematis kami melakukan tiga langkah penting pertama melakukan mitigasi, yaitu untuk upaya dalam rangka mengurangi resiko bencana yang terjadi akibat kekeringan,” kata Marten, Selasa (12/9).
Kedua, penanganan secara langsung baik di lapangan maupun di tempat kejadian. Ketiga, gerakan perlindungan sosial.
Perlindungan sosial ini, menurut Wali Kota, melalui gerakan pangan murah bersubsidi di pesisir pantai. Masyarakat bisa membeli maksimum 40-50% dari harga pasar.
Kemudian yang non subsidi, masyarakat bisa membeli harga agen atau distributor sehingga dengan daya beli yang menurun, kerena penghasilan menurun, mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, ujar Marten.
Pemerintah Kota Gorontalo terus berupaya agar perlindungan melalui bantuan sosial diterapkan di sembilan kecamatan.
Selain itu, Pemerintah Kota Gorontalo menyalurkan bantuan usaha bersama untuk 70 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari lima orang. Adapun bantuan per kelompok Rp 10 juta. Selanjutnya, penyaluran cadangan pangan dari APBD.
Marten berharap penanggulangan bencana kemarau panjang tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan Masyarakat, terutama mereka yang paling merasakan dampak kekeringan.